Liputan6.com, Jakarta Jumlah asien COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta turun, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut, kondisi ini jadi momentum tenaga medis dan kesehatan untuk relaksasi.
Dari data yang diperoleh Satgas per 29 Oktober 2020, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet menurun sampai 43,71 persen.
"Tiga hari yang lalu, Saya berkunjung ke Wisma Atlet dan menerima paparan Kapuskes TNI selaku Kepala Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, yaitu Mayjen TNI Tugas Ratmono," terang Doni saat sesi virtual Seminar Nasional XVII PERSI dan Seminar Tahunan XIV Patient Safety, ditulis Minggu (1/11/2020).
Advertisement
"Beliau melaporkan, puncak pasien COVID-19 yang dirawat dirawat di ruang isolasi Tower 6 dan 7 RSD Wisma Atlet pernah mencapai 95 persen. Namun, komponen masyarakat, terutama yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, angka pasien yang dirawat sekarang mengalami penurunan menjadi posisi sekitar 43,71 persen.
Baca Juga
Penurunan jumlah pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet bisa dimanfaatkan tenaga medis untuk relaksasi. Relaksasi dapat berupa melakukan kegiatan personal yang menyenangkan maupun kembali berkomunikasi dengan anggota keluarga.
"Momentum ini supaya dimanfaatkan untuk relaksasi. Istirahat ya, bukan cuti. Karena ada juga dokter yang dari awal bertugas sampai hari ini belum pernah pulang ke kampung halamannya. Mereka bisa mengatur waktu mungkin ketemu keluarga orangtua, mohon doa restu," imbuh Doni.
"Untuk relaksasi juga bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan yang sifatnya personal, sehingga nanti ketika ada kasus COVID-19 yang meningkat, diharapkan para dokter sudah lebih siap."
Â
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Kerja Keras dari Para Dokter
Penurunan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet juga berkat kerja keras dari dokter.
"Tentunya, penurunan pasien yang dirawat atas kerja keras dari para dokter. Dan dokter yang bergabung di RSD Wisma Atlet ini datang dari Aceh sampai Papua. sebagian besar dokter-dokter ini mendaftarkan diri untuk ikut berpartisipasi," tambah Doni.
"Jadi, ada dokter militer dan tenaga medis juga kesehatan lain. Kalau ditotal mencapai hampir 3.000 petugas medis dan kesehatan."
Adanya relaksasi menjadi waktu berharga untuk menjaga kesehatan tenaga medis.
"Untuk menjaga kesehatan juga, sehingga akan mengurangi kelelahan dari para dokter," imbuh Doni.
Perlindungan tenaga medis dan kesehatan, lanjut Doni, menjadi program prioritas. Data Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) per 25 Oktober 2020, kematian dokter akibat COVID-19 mencapai 141 dokter.
"Mudah-mudahan, angka ini tidak bertambah lebih banyak lagi. Kalau kita lihat datanya, angka kematian dokter itu tertinggi pada periode Juli, Agustus, dan September 2020," lanjutnya.
"Saya perhatikan ternyata pada periode itu angka kasus positif COVID-19 dan masyarakat yang dirawat di rumah sakit termasuk cukup tinggi. Kita harapkan kasus positif bisa berkurang juga yang dirawat di rumah sakit menurun, sehingga dokter punya kesempatan relaksasi."
Advertisement