Manfaatkan AI, Peneliti Uji Coba Deteksi Dini Covid-19 Lewat Suara Batuk

Teknologi deteksi dini Covid-19 ini dikembangkan oleh peneliti dari MIT (Massachusetts Institute of Technology).

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 01 Nov 2020, 14:05 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi orang batuk.
Ilustrasi orang batuk. (dok. Nastya_gepp/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah peneliti dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) baru saja mengumumkan telah mengembangkan kecerdasan buatan (Artificial intelligence, AI) yang dapat mengenali kondisi seseorang terinfeksi Covid-19 termasuk orang tanpa gejala, melalui suara batuknya.

Dikutip dari Engadget, Minggu (1/11/2020), para peneliti mengembangkan banyak neural network untuk membedakan perubahan pada suara batuk yang dapat terindikasi sebagai efek Covid-19.

Nantinya, satu neural network akan berfungsi mendeteksi suara yang berhubungan dengan kekuatan vokal. Sementara neural network lain akan mendeteksi keadaan emosional, termasuk yang mencerminkan penurunan neurologis, seperti frustasi.

Lalu ada neural network yang bertugas mengukur perubahan kinerja pernapasan saat seseorag batuk. Data itu lantas diperiksa menggunakan algoritma yang didesain untuk memberikan gambaran utuh tentang kesehatan seseorang.

Dalam uji coba awal, sistem ini ternyata cukup akurat. Setelah dilatih dengan ribuan model batuk dan dialog, teknologi ini ternyata berhasil mengenali hingga 98,5 persen orang yang terkonfirmasi Covid-19.

Lewat uji coba itu, sistem ini bahkan mampu mengetahui 100 persen orang tanpa gejala. Kendati demikian, teknologi ini masih perlu diuji coba lebih lanjut mengingat gejala serupa tidak langsung berarti seseorang mengidap Covid-19.

Kendati demikian, para peneliti yang mengembangkan teknologi ini memiliki rencana menghadirkannya dalam bentuk aplikasi smartphone. Jadi, pengguna smartphone tinggal batuk ke smartphone untuk mengetahui kondisi dirinya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Peneliti di CMU Rancang Platform Prakiraan Covid-19

Total Kasus Baru COVID-19 di Inggris Capai Satu Juta
Sejumlah warga yang mengenakan masker berjalan di tepi Sungai Thames di London, Inggris (31/10/2020). Kasus baru COVID-19 di Inggris mencapai 21.915, menambah total kasus coronavirus di negara itu menjadi 1.011.660. (Xinhua/Han Yan)

Di sisi lain, sekelompok tim peneliti di Carnegie Mellon University (CMU) merilis platform bernama Covidcast yang dapat mengembangkan sumber daya pemantauan data dan prakiraan Covid-19.

Platform ini dapat membantu pejabat kesehatan masyarakat, peneliti, dan masyarakat membuat keputusan berdasarkan informasi hasil prakiraan.

Bulan lalu, CMU menerima dana hibah senilai USD 1 juta dari Google.org dan sebuah tim yang terdiri dari tiga belas Google.org Fellows untuk bekerja secara pro bono selama enam bulan.

Ryan Tibshirani, pimpinan penelitian di CMU, mengatakan bagaimana gagasan pengembangan Covidcast muncul

"Roni Rosenfeld [Professor and Head of Machine Learning di CMU] dan saya membentuk Delphi pada tahun 2012 dengan tujuan untuk mengembangkan teori dan praktik prakiraan epidemiologi, terutama untuk influenza musiman di AS. Kami ingin Covidcast diterima secara universal dan berguna seperti prakiraan cuaca hari ini," ujar Ryan dikutip dari keterangan Google.

Proyek Covidcast, kata Ryan, merupakan upaya untuk membangun dan menyediakan ekosistem untuk pelacakan dan prakiraan Covid-19.

"Tujuan kami adalah untuk mendukung pengambilan keputusan yang terinformasi di pemerintah tingkat federal, negara bagian, dan lokal, di sektor perawatan kesehatan, dan seterusnya," tutur Ryan.

Bagian-Bagian Proyek

Pada praktiknya, proyek ini terdiri dari beberapa bagian, yakni:

- Hubungan unik dengan mitra teknologi dan perawatan kesehatan yang memberi akses ke data dengan pandangan berbeda tentang aktivitas pandemi di AS;

- Kode dan infrastruktur untuk membangun indikator Covid-19 yang baru, terperinci secara geografis, dan terus diperbarui

- Pangkalan data historis semua indikator, termasuk pelacakan revisi

- API publik yang menyajikan indikator baru setiap hari, bersama dengan peta dan grafik interaktif untuk menampilkannya

- Pemodelan yang didasarkan pada indikator untuk meningkatkan nowcasting dan forecasting penyebaran Covid-19.

"Elemen kunci Covidcast adalah kami membuat semua pekerjaan kami terbuka dan dapat diakses oleh peneliti lain dan publik untuk membantu memperkuat dampaknya," kata Ryan menegaskan.

Oleh sebab itu, Ryan dan tim berbagi data dan berbagai alat perangkat lunak, yang terdiri dari alat pemrosesan dan visualisasi data hingga alat statistik canggih.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya