Risiko Alergi Intai Anak yang Lahir Secara Caesar

Anak-anak yang dilahirkan secara caesar sectio memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena alergi.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 09:00 WIB
Gambar Ilustrasi Dokter Sedang Melakukan Operasi Caesar
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Konsultan Alergi dan Imunologi Anak Prof Budi Setiabudiawan mengatakan, risiko alergi pada anak-anak yang lahir dengan caesar sectio lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang dilahirkan secara normal.

“Karena kalau dia lahir secara caesar, perkembangan mikrobiota normal di usus akan terlambat, dan tidak akan optimal, sehingga terjadi perubahan pada sistem imun anak dan berisiko timbul di kemudian hari” ucap Prof. Budi dalam virtual gathering, seperti di kutip dari Antaranews.

Budi menjelaskan, anak yang lahir secara normal atau melalui vaginal, kondisi mikrobiotik dalam saluran cernanya akan lebih optimal sehingga risiko alergi juga akan lebih rendah.  

Selain itu, alergi pada anak juga bisa dikarenakan riwayat salah satu atau kedua orangtua. Budi mengatakan, riwayat alergi kedua orangtua membuat anak berisiko 40-60 persen terkena alergi.

“Risiko akan meningkat menjadi 60-80 persen jika orangtua memiliki manifestasi yang sama” ucap Budi.

 

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Jika Alergi Ditangani Dini

Namun, jika hanya salah satu orangtua yang memiliki riwayat alergi, maka risiko anak terkena alergi sebesar 20-40 persen. Jika orangtua tidak memiliki riwayat alergi, anak tetap memiliki risiko sebesar 5-15 persen.

“Apabila ditangani sejak dini, maka alergi ini tidak akan berlanjut ke penyakit seperti eksim, asma, rhinitis alergi. Kalau terlambat diagnosa maka akan menimbulkan dampak, seperti dari sisi kesehatan, dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung” jelas Budi.

Berikut merupakan beberapa faktor risiko alergi lainnya menurut Budi, yaitu;

  • Paparan asap rokok
  • Polutan lingkungan
  • Kurangnya paparan sinar matahari
  • Pengenalan makanan padat yang tertunda
  • Defisiensi Vitamin D
  • Diet rendah n-3 PUFA, antioksidan dan serat

 

(Deskhila Wijaya)

Infografis

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya