Liputan6.com, Phnom Penh - Para ilmuwan masih terus berburu titik asal patogen SARS-CoV-2, Virus Corona penyebab COVID-19 yang hingga kini masih terus beredar di seluruh dunia. Menurut laporan Nature News & Comment, baru-baru ini ilmuwan menemukan dua virus serupa pada kelelawar beku dan kotoran kelelawar yang disimpan di laboratorium Kamboja dan Jepang.
Para ilmuwan menduga SARS-CoV-2 sama seperti sepupunya, SARS-CoV (penyebab wabah sindrom pernapasan akut yang parah di awal tahun 2000-an), yang kemungkinan besar berasal dari kelelawar tapal kuda (genus Rhinolophus); tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa virus mungkin telah menyebar melalui hewan lain sebelum menginfeksi manusia.
Advertisement
Baca Juga
Sebenarnya, untuk apa para ilmuwan meneliti ini? Para ilmuwan akan dapat memecahkan misteri bagaimana SARS-CoV-2 bisa sampai pada manusia, yang diduga dari kelelawar, yaitu dengan berburu kerabat terdekat Virus Corona terkait. Dan, kini para ilmuwan telah menemukan virus serupa di Kamboja, kata ahli virus, seperti dikutip Livescience pada Jumat, 27 November 2020.
"Inilah yang kami cari, dan kami menemukannya. Itu seru sekaligus mengejutkan," kata Ahli Virus di Pasteur Institute, Kamboja, Phnom Penh Dr Veasna Duong yang memimpin penelitian tersebut.
Tim menemukan virus pada dua kelelawar tapal kuda Shamel (R. shameli), yang pertama kali terungkap pada 2010, yang kemudian dibekukan dan disimpan. Untuk mengonfirmasi hubungan kedua virus, para ilmuwan memperbesar segmen kecil genom virus.
"Segmen tersebut rupanya terdiri dari 324 pasangan basa (blok pembentuk RNA), paling mendekati SARS-CoV-2 dibandingkan Virus Corona lainnya yang telah terdeteksi," kata Ahli Biologi Evolusi di Wildlife Conservation Society Vietnam di Hanoi Alice Latinne yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Segmen dari virus baru itu mirip dengan SARS-CoV-2
Segmen tersebut sering digunakan untuk membedakan Virus Corona baru dari virus corona lain yang lebih dulu diketahui, dengan cara menemukan perbedaan kecil dalam kodenya, kata Latinne.
Segmen dari virus baru itu mirip dengan SARS-CoV-2 serta kerabat Virus Corona terdekat lainnya, yang disebut RaTG13. Oleh karena itu, para ilmuwan kini harus mengurutkan seluruh genom virus baru tersebut, yang kemungkinan berisi sekitar 30.000 pasangan basa untuk mengetahui dengan tepat seberapa dekat hubungan virus baru itu dengan SARS-CoV-2.
Sejauh ini, mereka telah mengurutkan sekitar 70 persen genom, tetapi gen pentingnya masih perlu dianalisis, termasuk yang berisi instruksi untuk membangun spike protein (karena bentuknya permukaannya runcing hingga mirip mahkota, disebut juga protein lonjakan) yang memungkinkan virus masuk ke dalam sel.
Terakhir kali, RaTG13 merupakan kerabat terdekat SARS-CoV-2 dengan 96 persen tingkat kemiripan genomnya. Jadi, jika Virus Corona baru tersebut mencapai 97 persen saja tingkat kemiripannya dengan SAR-CoV-2 maka itu akan menggantikan RaTG13 sebagai kerabat terdekat.
"Sedangkan jika tingkat kemiripannya 99 persen maka Virus (Corona) baru tersebut kemungkinan merupakan nenek moyang langsung dari SAR-CoV-2," kata seorang peneliti penyakit menular di Zhejiang University di Hangzhou, Cina, Aaron Irving kepada Nature News.
Atau hasilnya bisa saja ternyata Virus Corona baru tersebut tidak sedekat RaTG13 dalam menyerupai SARS-CoV-2. Misalnya, yang terlapor dari sebuah penelitian yang diterbitkan 2 November di jurnal Emerging Infectious Diseases, menyatakan bahwa Virus Corona yang baru-baru ini ditemukan pada kotoran kelelawar beku di Jepang (yang disebut Rc-o319) berbagi sekitar 81 persen genomnya dengan SARS-CoV-2.
Menurut penelitian dalam kultur sel yang membuatnya berbeda karena Rc-o319 tidak dapat memasuki sel manusia menggunakan reseptor yang sama dengan yang digunakan SARS-CoV-2.
Untuk saat ini, Virus Corona yang ditemukan di Kamboja masih menjadi misteri. Namun demikian, mengungkap Virus Corona baru pada kelelawar tapal kuda dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana SARS-CoV-2 dapat sampai ke manusia, serta membantu kita mengantisipasi pandemi di masa depan.
Advertisement