Mengejutkan, Virus Corona Sudah Ada di Italia Sejak September 2019

Sebuah studi yang dilakukan peneliti di Italia menunjukkan temuan Virus Corona sudah ada di sana pada September 2019.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Nov 2020, 05:51 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 05:39 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Italia - Virus Corona penyebab COVID-19 sudah berada di Italia pada September 2019. Fakta ini terungkap dari sebuah studi yang dilakukan National Cancer Institute (INT) Kota Milan, Italia.

Temuan ini tentu mengagetkan mengingat sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) mengatakan bahwa Virus Corona COVID-19 pertama kali ada di Wuhan, China pada Desember 2020.

Menilik kasus pertama COVID-19 di Italia terdeteksi pada 21 Februari di sebuah kota kecil dekat Milan bernama Lombardy.

Namun, dalam penelitian yang dilakukan ilmuwan INT yang dipublikasikan dalam Tumori Journal menunjukkan bahwa 11,6 persen dari 959 relawan sehat yang menjalani skrining antara September 2019 hingga Maret 2020, memerlihatkan memiliki antibodi terhadap Virus Corona sebelum Februari.

 

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut

Antibodi Terhadap Virus Corona

Penyelidikan tentang antibodi tersebut dilakukan oleh peneliti dari University of Siena. Penelitian tersebut berjudul Unexpected detection of SARS-CoV-2 antibodies in the pre-pandemic period in Italy.

Hasilnya, ada empat kasus yang memerlihatkan memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 di pekan pertama Oktober. Artinya, Virus Corona menginfeksi pada September seperti disampaikan salah satu penulis studi, Giovani Apolone kepada Reuters.

"Temuan utamanya adalah orang tanpa gejala tidak hanya positif saat melakukan tes serologi tapi juga memiliki antibodi yang bisa membunuh virus itu," kata Apolene.

"Artinya, Virus Corona bisa beredar di masyarakat dalam waktu lama dengan tingkat kematian rendah. Virus ini tidak menghilang, tapi hanya melonjak lagi," Apolene menambahkan.

Sebelum ada temuan ini, peneliti Italia mengatakan kepada Reuters di bulan Maret bahwa kasus pneumonia dan flu di Lombardy pada akhir kuartal keempat 2019 tinggi sekali. Berarti itu bisa menjadi tanda bahwa mungkin Virus Corona telah berada di sana sebelumnya

Infografis Virus Corona COVID-19

Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya