PKJS-UI: Belanja Rokok Penerima Bansos Berpengaruh pada Efektivitas Program Bantuan

Survei menunjukkan bahwa penerima bantuan sosial cenderung membelanjakan uang bantuan tersebut untuk rokok. Hal ini dapat berdampak negatif bagi efektivitas program bantuan sosial itu sendiri.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Jan 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi Rokok
Foto oleh Aphiwat chuangchoem dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Survei menunjukkan bahwa penerima bantuan sosial cenderung membelanjakan uang bantuan tersebut untuk rokok. Hal ini dapat berdampak negatif bagi efektivitas program bantuan sosial itu sendiri.

Menurut Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), Ir. Aryana Satrya, M.M, Ph.D, perilaku merokok dari penerima bansos mengurangi efektivitas program-program bantuan sosial untuk mencapai target dari program tersebut.

Pasalnya, perilaku konsumsi rokok tersebut menjadi faktor besar yang berkontribusi terhadap jumlah anak yang mengalami stunting.

“Hal ini tentu akan menjadi ancaman untuk generasi mendatang, juga menjadi beban keluarga terutama pada masa pandemi COVID-19,” kata Aryana dalam keterangan pers, Kamis (8/1/2021).

Stunting dapat terjadi jika uang belanja nutrisi dipakai atau dikurangi hanya untuk membeli rokok. Pada akhirnya, kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi sehingga tumbuh kembangnya pun tidak optimal.

Ia menambahkan, konsumsi rokok yang terus meningkat walau keadaan ekonomi sulit dapat disebabkan harga rokok yang masih relatif terjangkau bagi masyarakat miskin.

Kenaikan harga rokok melalui mekanisme kenaikan cukai hasil tembakau dan harga jual eceran sangat diperlukan untuk menjauhkan keterjangkauan kelompok rentan, termasuk anak dan remaja, dari pembelian rokok.

Simak Video Berikut Ini:

Simplifikasi Layer Cukai

Selain harga yang perlu dinaikkan, simplifikasi layer cukai hasil tembakau juga harus dilakukan, tambah Aryana.

“Pengendalian konsumsi akan sulit terjadi jika pilihan harga rokok di pasar masih bervariasi akibat layer cukai yang berlapis. Konsumen rokok bisa berpindah ke golongan harga yang lebih rendah karena tarif cukainya yang lebih kecil.”

PKJS-UI mendukung ketegasan pemerintah dengan melarang bantuan sosial digunakan untuk beli rokok. Selain itu, pengendalian konsumsi rokok melalui kenaikan harga rokok yang signifikan dapat membuat program bantuan sosial yang dimiliki pemerintah akan lebih efektif.

Program tersebut akan berjalan sesuai target dan dapat menyelamatkan generasi mendatang yakni setiap anak yang dijauhkan dari rokok.

 

 

Infografis Bahaya Merokok

Infografis Bahaya Merokok
Infografis Bahaya Merokok
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya