Dokter Tegaskan ASI Bukan Media Penularan COVID-19

Berbagai penelitian memperlihatkan ASI bukanlah media penularan virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2021, 20:00 WIB
menyusui
Ibu menyusui/copyright: unsplash/kevinliang

Liputan6.com, Jakarta Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi terutama bagi enam bulan pertama kehidupannya. Di dalam ASImengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun, disaat pandemi COVID-19 merebak, ada kekhawatiran seorang ibu dapat menularkan COVID-19 ke bayinya lewat ASI yang diberikan.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Ketua Peneliti Health Collaborative Center (HCC), Dr. Ray Wagiu Basrowi menegaskan bahwa ASI bukanlah media penularan virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2.

"ASI bukan media penularan COVID-19, sudah ada lebih dari 20 penelitian di seluruh dunia, dan dipublikasikan ke jurnal internasional, dan semuanya membuktikan tidak ada virus SARS-CoV-2 di ASI," ujar Ray dalam sebuah diskusi virtual pada Rabu, 20 Januari 2021.

Justru pemberian ASI ke bayi sangat penting selama pandemi COVID-19. Pemberian ASI eksklusif (enam bulan pertama kehidupan bayi) disebut Ray berguna untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi. Hal ini meminimalisasi bayi terpapar berbagai macam penyakit.

"Di masa pandemi seperti ini justru harus dikasih ASI eksklusif, supaya bayi terhindar dari infeksi apapun, terutama ISPA (Infeksi saluran pernapasan), karena gejala ISPA ini bikin sibuk orang tua sekalian," jelasnya.

"ASI mengandung Immunoglobulin A (IgA) sekretori, yang menjadi agen imunitas yang baik," tambahnya.

Ray pun menyambut baik hasil penelitian yang dilakukan HCC, di mana selama pandemi COVID-19 di tahun 2020, angka ASI Eksklusif di Indonesia meningkat hingga 89 persen. Jumlah tersebut juga menunjukkan bahwa 9 dari 10 ibu masih menyusui saat pandemi COVID-19.

Peningkatan tersebut, disebut Ray juga membantah dugaan banyak pakar yang mengatakan angka ASI eksklusif akan turun dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena terbatasnya akses fasilitas dan layanan kesehatan, terutama untuk pasca persalinan dan konseling menyusui.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Bila Ibu Positif atau Kemungkinan Terpapar COVID-19?

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

World Heath Organization (WHO) merekomendasikan ibu yang suspek atau sudah terkonfirmasi positif COVID-19, tetap memberikan air ASI pada bayinya, terutama 6 bulan pertama sejak bayi dilahirkan. WHO menyebut, manfaat memberi ASI jauh lebih besar daripada risiko tertular penyakit.

Rekomendasi ini diberikan WHO, setelah melakukan analisis dari berbagai jurnal ilmiah yang ada. Data yang dikaji adalah dari ASI dari 46 Ibu menyusui yang positif COVID-19.

Hasilnya, pada 43 ASI ternyata tidak ditemukan virus COVID-19. Pada 3 lainnya memang hasil PCR nya positif, hanya tidak ada informasi yang pasti apakah itu memang virus hidup atau tidak.

Dari 3 bayi yang mendapat ASI yang positif virus COVID-19, ternyata dua diantaranya negatif COVID-19 dan satu bayi postif, hanya saja tidak jelas apakah bayi yang positif ini tertular lewat ASI atau lewat kontak erat/droplet waktu Ibunya menyusui bayinya, dan tidak ada informasi juga tentang apakah ibu menggunakan masker serta mencuci tangan dengan benar atau tidak.

Untuk ibu yang sudah terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19, disebut Ray juga tetap harus memberikan ASI kepada bayinya, terutama jika bayinya masih berusia nol sampai 6 bulan. Namun, Ray menganjurkan pemberian ASI ada baiknya menggunakan teknik pompa.

"Kalau harus pompa, pumpingnya itu harus disterilisasi, dan kesehatan mulut bayi juga harus dijaga," jelas Ray.

 

(Penulis: Rizki Febianto)

Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas COVID-19

Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya