Liputan6.com, Islamabad - Pakistan masih berjuang melawan polio. Masalah ini masih dilaporan, meskipun telah dilakukan vaksinasi dan kampanye kesadaran selama puluhan tahun.
Konfirmasi terbaru virus polio tipe 1 (WPV1) dalam sampel lingkungan dari 21 distrik di seluruh negeri merupakan indikasi yang jelas tentang persistensi penyakit tersebut, dikutip dari laman Islamkhabar, Selasa (18/2/2025).
Baca Juga
Sementara upaya global telah membawa dunia ke ambang pemberantasan polio, Pakistan tetap menjadi salah satu dari dua negara terakhir, bersama Afghanistan -- dimana polio masih endemik.
Advertisement
Polio, penyakit virus yang sangat menular, terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Virus ini menyebar melalui air dan makanan yang terkontaminasi atau kontak dengan orang yang terinfeksi.
Setelah menyerang sistem saraf, virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan dalam hitungan jam.
Penemuan WPV1 dalam sampel lingkungan dari 21 distrik menandakan ancaman terus-menerus yang menuntut tindakan segera dan berkelanjutan.
Pakistan meluncurkan program vaksinasi polio pertamanya pada tahun 1974. Namun, kampanye nasional yang terorganisasi dimulai pada pertengahan 1990-an ketika Inisiatif Pemberantasan Polio Global (GPEI) mengintensifkan upaya global untuk memberantas penyakit tersebut.
Sejak saat itu, pemerintah Pakistan secara berturut-turut telah memperkenalkan berbagai langkah, termasuk kampanye imunisasi dari rumah ke rumah, gerakan peningkatan kesadaran, dan kemitraan dengan organisasi internasional seperti UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meskipun ada upaya-upaya ini, negara tersebut telah berjuang dengan tantangan operasional, sosial, dan keamanan.
Pada tahun 2014, Pakistan melaporkan 306 kasus polio, jumlah tertinggi secara global. Pada tahun 2021, jumlahnya turun menjadi hanya satu kasus, yang memicu optimisme.
Namun, kebangkitan virus pada tahun 2022, dengan 20 kasus yang dilaporkan dan kontaminasi lingkungan yang meluas, telah meningkatkan kewaspadaan.
Kendala Penyebaran Misinformasi
Misinformasi mengenai vaksin polio telah menjadi kendala yang terus-menerus. Rumor tentang vaksin yang menyebabkan kemandulan, mengandung zat berbahaya, atau menjadi bagian dari konspirasi Barat telah menyebabkan ketidakpercayaan yang meluas.
Platform media sosial diduga kerap kali memperkuat kesalahpahaman ini, sehingga semakin sulit meyakinkan orang tua untuk memvaksinasi anak-anak mereka.
Tim vaksinasi polio dilaporkan menghadapi ancaman yang signifikan, khususnya di provinsi Khyber Pakhtunkhwa (KP) dan Balochistan.
Militan telah menyerang petugas kesehatan, karena meyakini bahwa program vaksinasi adalah kedok untuk spionase. Terungkapnya pada tahun 2011 bahwa kampanye vaksinasi palsu digunakan untuk melacak Osama bin Laden memperburuk kecurigaan.
Sejak saat itu, puluhan petugas kesehatan dan personel keamanan telah terbunuh saat melaksanakan upaya imunisasi.
Daerah terpencil dan kurang terlayani, khususnya di daerah suku, tetap sulit diakses. Infrastruktur yang buruk, medan yang terjal, dan populasi yang berpindah-pindah telah membuat cakupan imunisasi yang komprehensif menjadi tantangan.
Pola migrasi melintasi perbatasan Pakistan-Afghanistan semakin mempersulit upaya pemberantasan.
Advertisement
Hadapi Sejumlah Tantangan
Meskipun upaya pemberantasan polio di Pakistan telah mengalami periode dukungan politik yang kuat, kebijakan yang tidak konsisten, kelalaian administratif, dan tantangan tata kelola telah menghambat kemajuan yang berkelanjutan.
Seringnya pergantian kepemimpinan di kementerian kesehatan dan penegakan mandat vaksinasi yang tidak merata juga menimbulkan masalah.
Pada tahun 2024, pengawasan lingkungan mengungkap WPV1 di 21 distrik, yang menandakan penularan yang sedang berlangsung.
Meskipun ada upaya intensif, pemberantasan polio di Pakistan tetap menjadi tugas yang berat. Komitmen politik yang berkelanjutan, keterlibatan masyarakat, dan pendekatan inovatif sangat penting.
Deteksi virus polio liar tipe 1 (WPV1) dalam sampel limbah merupakan tanda yang jelas dari penularan komunitas yang sedang berlangsung, yang menimbulkan ancaman signifikan bagi anak-anak yang tidak divaksinasi.
Misinformasi, tantangan logistik, dan masalah keamanan di daerah yang terkena dampak konflik telah semakin mempersulit upaya untuk memberantas penyakit tersebut.
Meskipun banyak upaya imunisasi nasional telah dilakukan, misi pemberantasan terus menghadapi perlawanan, termasuk keraguan terhadap vaksin, ketidakpercayaan publik, dan serangan terhadap petugas kesehatan garis depan.
Perpindahan penduduk, terutama antara distrik berisiko tinggi, menambah lapisan kompleksitas lain pada strategi penanggulangan.
Sirkulasi virus polio yang terus berlanjut tidak hanya membahayakan kesehatan anak-anak Pakistan tetapi juga menimbulkan risiko bagi inisiatif pemberantasan global.
