Analisis Bloomberg, Indonesia Butuh 10 Tahun Capai Herd Immunity COVID-19

Analisis Bloomberg, Indonesia butuh 10 tahun mencapai herd immunity dari COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Feb 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 18:00 WIB
Banner Penduduk Indonesia
Banner Penduduk Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan analisis Bloomberg, Indonesia butuh waktu 10 tahun mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) dari COVID-19. Analisis ini dari perhitungan Bloomberg melalui Bloomberg Vaccine COVID-19 Tracker Global Distribution yang diperbarui 9 Februari 2021.

Bloomberg menyebut angka vaksinasi COVID-19 saat ini di Indonesia rata-rata 58.772 dosis per hari. Pada angka ini, dibutuhkan lebih dari 10 tahun untuk mencapai kekebalan kelompok, yang mencakup 75 persen populasi penduduk Indonesia dengan penyuntikkan dua dosis vaksin COVID-19.

Ketercapaian kekebalan kelompok, menurut pejabat penyakit menular Amerika Serikat Anthony Fauci, memvaksinasi 70-85 persen populasi akan memungkinkan situasi kembali ke keadaan normal (bebas dari COVID-19). Dalam hal ini, pandemi COVID-19 akan berakhir.

Menilik persoalan kapan pandemi berakhir dan keterkaitannya dengan vaksinasi, Bloomberg membangun basis data vaksinasi COVID-19 yang mencakup negara-negara di seluruh dunia, dengan lebih dari 119 juta dosis vaksin COVID-19 disuntikkan.

Secara global, tingkat vaksinasi COVID-19 terbaru rata-rata 4.740.941 dosis per hari (data Bloomberg diakses 9 Februari 2021 pukul 09.23 WIB). Pada tingkat ini, dibutuhkan sekitar 6,6 tahun untuk mencakup 75 persen populasi dunia dengan penyuntikkan dua dosis vaksin COVID-19.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Israel Jadi Negara dengan Rata-rata Vaksinasi COVID-19 Tertinggi di Dunia

FOTO: Amerika Serikat Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Stephanie Cal (kiri), perawat di Long Island Jewish Medical Center, menerima suntikan vaksin COVID-19 di New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada (14/12) dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

Telah dimulainya kampanye vaksinasi COVID-19 global, data Bloomberg memaparkan rata-rata jumlah dosis vaksin COVID-19 yang sudah disuntikkan di negara-negara dunia.

Israel sudah menyuntikkan 62,4 dosis vaksin COVID-19 untuk setiap 100 orang. Analisis Bloomberg, Israel termasuk negara dengan tingkat vaksinasi COVID-19 tertinggi di dunia.

Mereka berupaya keras menuju kekebalan kelompok, yang cakupan 75 persen populasi penduduk Israel hanya dalam dua bulan. Amerika Serikat disebutkan juga akan menyusul Israel, yang diperkirakan selesai vaksinasi tepat pada perayaan Tahun Baru 2022 mendatang.

Tingkat vaksinasi terbaru di AS rata-rata 1.470.823 dosis per hari. Pada tingkat ini, dibutuhkan sekitar 10 bulan untuk mencakup 75 persen populasi dengan penyuntikkan dua dosis.

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di negara-negara Barat ini dinilai lebih cepat. Yang menjadi catatan Bloomberg, pelaksanaan vaksinasi juga membutuhkan pengadaan vaksin COVID-19 yang mencukupi.

Butuh sekitar miliaran vaksin untuk menghentikan penyebaran COVID-19 di seluruh dunia.Ini menjadi salah satu tantangan logistik terbesar yang pernah dilakukan.

Dalam ketersediaan vaksin COVID-19, Bloomberg mencatat, vaksin Pfizer-BioNTech sekarang telah disetujui untuk digunakan di seluruh Amerika Utara, Eropa dan Timur Tengah, dan kampanye vaksinasi telah dimulai di setidaknya 73 negara. Lebih dari 134 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di 73 negara.

Infografis Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Atas 60 Tahun Dimulai

Infografis Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Atas 60 Tahun Dimulai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Atas 60 Tahun Dimulai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya