Liputan6.com, Jakarta Efikasi vaksin Sinovac di Indonesia sebesar 65,3 persen berdasarkan hasil analisis uji klinik fase 3 di Bandung, Jawa Barat. Angka ini berbeda dibanding hasil uji klinik di sejumlah negara, yakni efikasi vaksin Sinovac di Turki sebesar 91,25 persen dan Brasil 78 persen.
Lantas strategi apa yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity)? Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, vaksin bukan satu-satunya jalan Indonesia mencapai kekebalan kelompok.
Advertisement
"Kita harus terus berusaha menemukan pencegahan COVID-19 dan memikirkan upaya untuk melindungi satu orang ke orang lain. Kami punya protokol kesehatan," kata Wiku saat sesi International Media Briefing di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
"Dan, penerapan protokol kesehatan dan penyuntikan vaksin ini sebagai upaya meningkatkan perlindungan kepada masyarakat. Tentunya, diharapkan membantu tercapainya herd immunity."
Terkait angka efikasi vaksin Sinovac, Wiku mengatakan, Indonesia sudah mendapat rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Analisis efikasi juga sudah dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dikeluarkan izin penggunaan darurat (Emergency Use of Authorization/EUA).
"Kami telah menerima rekomendasi dari WHO, bahwa nilai efikasi vaksin COVID-19 Sinovac di atas 50 persen dapat diterima," kata Wiku menjawab pertanyaan media asing.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia Aman
Pemerintah Indonesia memastikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang disuntikkan aman, berkhasiat, dan terjamin mutunya. Selain itu, vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia sudah dinyatakan halal.Â
Vaksin juga lulus uji klinik fase 3 yang dilakukan oleh Universitas Padjajaran Bandung dan PT Bio Farma.
"Sama seperti negara-negara lain di dunia, kami berupaya melindungi seluruh masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa orang-orang yang kami lindungi mendapatkan vaksin yang aman dan berkhasiat mutu," tambah Wiku.
"Tentunya, ada beberapa kelompok prioritas ketika kita berurusan dengan jadwal vaksinasi COVID-19."
Wiku menyebut kelompok pertama yang divaksin adalah kelompok berisiko tinggi, termasuk tenaga medis yang menangani pelayanan kesehatan, pekerja pelayanan publik.
"Kemudian nanti vaksinasi diprioritaskan untuk lansia. Tahap selanjutnya, baru masyarakat umum lain. Dan saat ini, vaksin yang disuntikkan itu gratis sebagaimana kata Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi)," lanjutnya.
Advertisement