Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina pada Senin waktu setempat, menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 Sinovac. Hanya saja, vaksin tersebut tidak direkomendasikan untuk tenaga kesehatan (nakes).
Kepala BPOM Filipina Rolando Enrique Domingo menyatakan, lebih rendahnya data uji klinis pada tenaga kesehatan, menjadi alasan tidak direkomendasikannya vaksin Sinovac untuk kelompok tersebut.
Baca Juga
"Menurut para ahli kami, vaksin (Sinovac) bukanlah vaksin yang terbaik bagi mereka," kata Domingo seperti dikutip dari Channel News Asia pada Selasa (23/2/2021).
Advertisement
Di Filipina sendiri, paling tidak terdapat sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan.
Menurut Domingo, pada individu sehat berusia 18 hingga 59 tahun dan tidak terpapar virus, tingkat efikasinya mencapai 65 sampai 91 persen.
Mengutip Philippine News Agency, Domingo mengutip hasil efikasi vaksin corona Sinovac di Indonesia mencapai 65,3 persen, sementara di Turki sebesar 91,2 persen. Namun, ia menyebut pada kelompok tenaga kesehatan, angka efikasinya hanya 50,4 persen.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Dinyatakan Aman
Domingo mengatakan efek samping vaksin corona Sinovac juga bersifat sementara, dengan sebagian besar reaksi ringan hingga sedang, seperti vaksinasi pada umumnya.
Ia mengatakan tidak ada masalah keamanan khusus yang dilaporkan. Pemantauan dan pengawasan ketat akan dilakukan usai imunisasi apabila terjadi lebih banyak efek samping yang dilaporkan.
"Vaksin ini merupakan pilihan yang baik untuk individu yang memiliki alergi terhadap komponen dari vaksin lain yang ada, yang menyebabkan anafilaksis dan alergi parah lainnya," kata Domingo.
Ia juga mengatakan bahwa otoritas Indonesia, merujuk pada Majelis Ulama Indonesia (MUI), juga telah memberikan sertifikasi halal pada vaksin COVID-19 bernama CoronaVac tersebut.
CoronaVac menjadi vaksin COVID-19 ketiga yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat di Filipina. Pada Januari lalu, negara itu telah memberikan Emergency Use Authorization bagi vaksin corona AstraZeneca dan Pfizer.
Advertisement