Terjadi Distorsi pada COVAX, WHO Minta Negara Kaya Sumbangkan Vaksin COVID-19

WHO mengungkapkan bahwa saat ini COVAX membutuhkan 10 juta dosis vaksin COVID-19 sesegera mungkin

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Mar 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2021, 16:00 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Liputan6/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) mengingatkan kembali negara-negara  untuk bekerja sama dalam memastikan akses vaksin COVID-19 yang setara di dunia.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus terkait adanya gangguan pada distribusi vaksin virus corona di dunia dalam konferensi persnya pada Jumat lalu.

Dikutip dari laman WHO pada Minggu (28/3/2021), Tedros mengatakan bahwa 177 negara telah memulai vaksinasi. Dalam sebulan, COVAX telah mendistribusikan lebih dari 32 juta vaksin ke 61 negara.

Tedros mengatakan bahwa tersisa 15 hari dari target 100 hari vaksinasi awal tahun ini, dan 36 negara masih menunggu untuk melakukan vaksinasi pada petugas kesehatan dan lansia.

"Dari jumlah tersebut, 16 dijadwalkan untuk menerima dosis pertama dari COVAX dalam 15 hari ke depan. Tinggal 20 negara yang siap berangkat dan menunggu vaksin," ujarnya.

"COVAX siap dikirim, tetapi kami tidak dapat mengirimkan vaksin yang tidak kami miliki," kata Tedros.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Minta Negara Donasi Vaksin

Veteran Amerika Serikat Antusias Jalani Vaksinasi COVID-19
Seorang petugas medis memegang nampan dengan dosis vaksin Pfizer COVID-19 untuk para veteran Amerika Serikat, di Shelton, Washington, Kamis (4/3/2021). Veteran segala usia bisa mendapatkan vaksin di klinik Puget Sound VA. (AP Photo/Ted S. Warren)

Tedros menilai bahwa kesepakatan bilateral, larangan ekspor, nasionalisme vaksin, dan diplomasi vaksin, telah menyebabkan distorsi di pasar, dengan ketidakadilan yang besar dalam penawaran dan permintaan.

"Meningkatnya permintaan vaksin telah menyebabkan penundaan dalam mengamankan puluhan juta dosis yang diandalkan COVAX," kata Tedros.

Dia mengatakan, COVAX membutuhkan 10 juta dosis sesegera mungkin sebagai langkah agar tidak terjadi jarak, sehingga 20 negara itu bisa memvaksinasi pekerja kesehatan dan lansia dalam dua pekan ke depan.

"Hari ini saya meminta negara dengan dosis vaksin yang memiliki Daftar Penggunaan Darurat WHO untuk menyumbangkan sebanyak mungkin dosis demi membantu kami memenuhi target tersebut," katanya.

Ia juga meminta produsen membantu memastikan negara-negara tersebut dapat mendonasikan dosis vaksin dengan cepat. "Ada banyak negara yang mampu menyumbang dosis dengan sedikit gangguan pada rencana vaksinasi mereka sendiri."

"10 juta dosis tidaklah banyak, dan itu tidak cukup, tetapi itu adalah permulaan. Kita akan membutuhkan ratusan juta lebih dosis dalam beberapa bulan mendatang."

Pada kesempatan tersebut Tedros mengungkapkan bahwa ada empat vaksin lagi yang sedang dalam proses penilaian untuk daftar penggunaan darurat WHO. Ia berharap paling tidak ada satu di antaranya yang mendapat persetujuan pada akhir April.


Infografis Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19

Infografis Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya