Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) mengingatkan adanya bahaya lain yang mengancam umat manusia selain pandemi COVID-19, yaitu krisis iklim.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Senin awal pekan ini, dalam menyambut Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2021.
Baca Juga
Pergerakan Independen Alex Kuple dalam Bermusik, Ogah Bergantung pada Major Label Berkat Kedekatan dengan Musisi Indie
Mendagri Tito Karnavian Beberkan Alasan Yogyakarta Tetap Naik Pertumbuhan Ekonomi saat Pandemi Covid-19
Pandemi Adalah Wabah Global, Pahami Ciri-Ciri, Cara Menghadapi, serta Bedanya dengan Endemi dan Epidemi
"Pandemi akan surut. Namun kita masih akan menghadapi tantangan lain yang telah kita hadapi sebelumnya, termasuk krisis iklim," kata Tedros.
Advertisement
"COVID-19 kini telah menewaskan lebih dari 3 juta orang. Polusi udara membunuh lebih dari dua kali lipat jumlah itu, 7 juta orang, setiap tahun," kata Tedros seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Rabu (21/4/2021).
Tedros mengatakan, meski ada peningkatan kualitas udara sementara pada tahun lalu akibat lockdown, namun tingkat polusi kembali ke tingkat sebelum pandemi pada bulan September.
"Secara global, emisi CO2 hanya turun kurang dari 6 persen tahun lalu, tetapi pada bulan Desember, mereka telah kembali ke tingkat sebelumnya," kata Tedros.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Greta Thunberg Menyumbang ke COVAX
WHO pun menegaskan bahwa alasan kesehatan untuk langkah-langkah di bidang iklim sangatlah jelas.
"Pilihan tidak berkelanjutan yang terus menerus yang membunuh kitalah yang juga membunuh orang-orang. Tidak ada vaksin untuk perubahan iklim tetapi kita punya solusinya," kata Tedros.
Tahun lalu WHO menerbitkan manifesto untuk pemulihan yang sehat dan hijau, menyerukan pemerintah untuk melindungi alam, mendukung sumber energi bersih, mengembangkan sistem pangan berkelanjutan dan kota yang lebih sehat, serta mengurangi aktivitas pencemaran.
Di kesempatan yang sama, Tedros mengumumkan bahwa aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, menyumbangkan 100 ribu euro dari Greta Thunberg Foundation untuk mendukung program COVAX.
"Seperti halnya krisis iklim, kita harus membantu mereka yang paling rentan terlebih dahulu. Itulah mengapa saya mendukung WHO, Gavi, dan semua yang terlibat dalam inisiatif COVAX," kata wanita 18 tahun itu.
Advertisement