Liputan6.com, Jakarta Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa India tengah menghadapi ‘badai’ virus COVID-19 yang mengacaukan sistem kesehatan negara tersebut. Pemerintah setempat terus berupaya memastikan ketersediaan pasokan tempat tidur rumah sakit, oksigen, dan obat anti-virus yang mulai menipis.
“Situasinya bisa dikendalikan sampai beberapa minggu lalu. Gelombang kedua infeksi datang seperti badai," kata Modi dalam sebuah pidato di televisi, dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga
“Pemerintah pusat dan negara bagian, serta sektor swasta, bersama-sama berusaha memastikan pasokan oksigen bagi mereka yang membutuhkan. Kami mencoba meningkatkan produksi dan pasokan oksigen di seluruh negeri," tambahnya.
Advertisement
Wakil Menteri Delhi Manish Sisodia menyebut, rumah sakit pemerintah besar di ibukota India itu memiliki oksigen antara delapan dan 24 jam sedangkan beberapa rumah sakit swasta hanya punya cukup oksigen untuk empat sampai lima jam.
"Jika kami tidak mendapatkan cukup pasokan besok pagi, itu akan menjadi bencana," katanya.
Simak Juga Video Berikut
Karantina Wilayah Hanya Opsi Terakhir
Modi juga mendesak warga untuk tetap di dalam rumah dan tidak panik di tengah keadaan darurat kesehatan terburuk di India. Ia juga meminta agar warga tidak menyebarkan kepanikan tentang virus.
Di sisi lain, Modi mengingatkan pemerintah negara bagian untuk menggunakan karantina wilayah sebagai upaya terakhir untuk menahan penyebaran gelombang kedua infeksi COVID-19, bahkan ketika kasus dan kematian melonjak ke rekor tertinggi.
“Kita harus menyelamatkan negara dari karantina wilayah. Saya mengimbau negara bagian, mereka harus menggunakan karantina wilayah sebagai opsi terakhir, dan lebih memperhatikan zona penahanan mikro,” ungkap Modi.
Data WHO menunjukkan pada Selasa (20/4/2021) ada 259.170 kasus terkonfirmasi di India dengan total kasus mencapai lebih dari 15,3 juta. Angka ini membuat India berada di peringkat dua dunia negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di bawah Amerika Serikat.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement