Liputan6.com, Jakarta - Kondisi asma tidak boleh dijadikan alasan untuk anak tidak beraktivitas fisik. Malah, pakar menganjurkan mereka untuk berolahraga asalkan penyakitnya terkendali.
Profesor Bambang Supriyanto dari Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan bahwa ketika terjadi serangan, anak dengan asma memang tidak boleh berolahraga.
Baca Juga
"Ketika dia serangan rasanya seperti ikan yang tidak di air, kurang oksigen," kata Bambang. "Jadi kalau lagi serangan ya tentu tidak boleh," katanya dalam temu media virtual beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (9/5/2021).
Advertisement
Namun, Bambang mengatakan bahwa apabila asmanya dalam kondisi tenang atau terkontrol, justru anak dianjurkan untuk berolahraga.
"Tentu dengan obat-obatan dia tidak lagi serangan, sehingga olahraganya bisa," ujarnya seraya menambahkan bahwa semua jenis olahraga boleh dilakukan oleh penyandang asma.
"Jadi tidak ada alasan anak asma tidak boleh ikut berolahraga. Tentu kalau dia asmanya berat sekali ya sesuai dengan kemampuannya dia," kata Bambang.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Kendalikan Asma dengan Baik
Arto Yuwono Soeroto dari Perhimpunan Respirologi Indonesia dalam kesempatan yang sama juga mengatakan bahwa orang-orang dengan asma tidak boleh berolahraga adalah mitos.
"Faktanya kalau asma itu dikendalikan dengan tata laksana yang sangat maju saat ini, jadi terkendali dengan baik, maka penyandang asma mampu melakukan latihan fisik bahkan olahraga berat," ujarnya.
Arto mengatakan, salah satu atlet yang merupakan seorang penyandang asma adalah pesepakbola Inggris, David Beckham yang pada 2009 mengungkapkan kondisinya usai terlihat menggunakan inhaler.
"Sebetulnya dia sudah asma sejak lebih muda, tapi dia mampu kan jadi atlet top yang kaki kanannya kaki kirinya diasuransikan saking hebatnya," kata Arto.
Meski sudah terkendali dengan obat, Bambang pun menegaskan bahwa pencegahan terjadinya serangan asma harus tetap dilakukan oleh para pasien dengan kondisi itu.
Menurut Bambang, serangan asma bisa terjadi karena ada pencetusnya. Di sini, obat berguna untuk mengurangi lendir dan peradangan, atau melebarkan saluran.
"Maka obat itu hanya nomor dua, bahkan mungkin nomor tiga. Nomornya satunya adalah menghindari pencetus yaitu asap, debu, dan makanan tertentu," kata Bambang.
Advertisement