Pakar: Vaksin Sinovac Masih Bisa Diandalkan Lawan Varian Corona B1617

Pakar dari Universitas Sriwijaya memaparkan alasan vaksin Sinovac masih bisa diandalkan melawan varian Corona baru B1617.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mei 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2021, 19:00 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Vaksin COVID-19 Sinovac Biotech Ltd ditampilkan dalam konferensi pers di Beijing, China, 24 September 2020. Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac telah sampai di Indonesia, sementara 1,8 juta dosis lagi akan menyusul kemudian. (WANG ZHAO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Vaksin Sinovac masih bisa diandalkan untuk melawan varian virus Corona baru dari India B1617. Hal ini disampaikan ahli biologi molekuler dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr dr Yuwono, M.Biomed.

"Varian B1617 masih berasal dari mutasi S yang sama seperti varian B117, sementara Vaksin Sinovac dibuat dari virus utuh, jadi masih tercover," kata Yuwono seperti dikutip Antara.

Efikasi vaksin tersebut dalam membentuk atibodi di dalam tubuh terhadap setiap orang bisa berbeda satu sama lain meski efikasi vaksin Sinovac dalam uji klinis ketiga mencapai 65 persen.

Meski B1617 diperkirakan mampu menimbulkan mutasi ganda, Yuwono mengatakan mutasi itu tetap berada di bagian S sehingga masih dapat diandalkan dengan vaksin Sinovac. Varian COVID-19 saat ini banyak berasal dari mutasi S yang ada di permukaan virus dan memang paling aktif melekat ke tubuh manusia.

"Namun untuk mutasi B117 dan B1617 diyakini lebih cepat menyebar sehingga masyarakat perlu waspada sebab dampaknya terhadap orang lanjut usia dan berkomorbid tetap membahayakan," kata Yuwono yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Pupuk Sriwijaya Palembang. 

 

Simak Juga Video Berikut


Tetap Ikuti Vaksinasi COVID-19

FOTO: Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi Dosis Pertama Secara Massal
Vaksinator bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis pertama produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan saat vaksinasi massal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Rencananya, sekitar enam ribu tenaga kesehatan akan mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis pertama ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Melihat fakta itu, Yuwono mengimbau masyarakat tetap mengikuti program vaksinasi COVID-19 dari pemerintah untuk menurunkan temuan kasus baru di tengah kemungkinan munculnya varian-varian baru.

Selain itu protokol kesehatan COVID-19 tetap harus diterapkan termasuk bagi yang telah menerima vaksin. "Vaksin baru membentuk antibodi yang optimal tiga bulan setelah suntikan pertama," tandasnya.


Infografis

Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik
Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya