Pakar: Tidak Semua Mutasi Menguntungkan Virus Corona

Hanya 4-5 persen dari mutasi virus yang menyebabkan virus, seperti Virus Corona, tambah fit

oleh Benedikta Desideria diperbarui 03 Jun 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Jakarta Virus, termasuk virus Corona, pasti terus melakukan mutasi guna menyesuaikan lingkungan dan host. Namun, tidak selalu mutasi yang dilakukan menguntungkan si virus.

"Sekitar 40 persen dari mutasi menyebabkan virus mati," kata Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Amin Soebandrio kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon.

Lalu, lanjut Amin, 30 persen mutasi menyebabkan virus lemah, dan 25 persen tidak menyebakan perubahan apa-apa,"Hanya 4-5 persen dari mutasi virus, yang menyebabkan virus tambah fit.".

Proses mutasi dari virus ini berjalan alami dan terus menerus. Organisme yang lebih kecil dari bakteri ini terus melakukan adaptasi menyesuaikan dengan lingkungan baru. Sehingga tak heran, saat ini hampir ada 1.700 varian virus Corona di dunia, seperti disampaikan Konsultan Penyakit Menular sekaligus Sekretaris Jenderal Organized Medicine Academic Guild (OMAG) dr Ishwar.

 

3 Mekanisme Mutasi pada Virus

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Amin yang juga Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menjelaskan ada tiga proses mekanisme mutasi pada virus.

Pertama, virus bereplikasi lalu menyalin informasi genetika. Namun, ketika menyalin ada kesalahan secara acak, hal inilah membuat kemungkinan muncul varian baru.

Kedua, mungkin terjadi gabungan antara gen dari dua virus berbeda yang menginfeksi sel yang sama. Maka, mungkin terjadi ketika dua-duanya melepaskan materi genetika lalu terjadi pencampuran. Mungkin saja, varian virus Corona yang di Vietnam menggunakan mekanisme ini.

"Mungkin ada orang yang pernah kena virus Corona dari India, kemudian dia terkena lagi yang infeksi virus dari Inggris. Di dalam tubuhnya terjadi pertukaran materi genetik akibatnya muncullah suatu varian baru," seperti diterangkan Pakar Mikrobiologi Universitas Padajajaran Mia Miranti kepada Liputan6.com.

Ketiga, Amin menjelaskan mutasi terjadi yang dibuat oleh host sebagai bentuk mekanisme pertahanan dari sel yang diinfeksi.

"Kemudian virus itu mengeluarkan enzim atau zat yang membuat materi genetik berubah supaya menjadi lebih lemah."

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran
Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya