Liputan6.com, Jakarta - CT value merupakan salah satu hasil swab test PCR COVID-19 yang keluar selain pernyataan positif atau negatif. Ada anggapan bahwa angka yang tertera di sana menentukan kesembuhan pasien. Apa arti CT value sebenarnya?
Pertama-tama kenali dulu apa itu CT value (cycle threshold value). Ini adalah angka siklus suhu di mana materi genetik terdeteksi karena sinyal flouresens telah melewati batas (threshold), seperti mengutip pernyataan dokter Adam Prabata.
Baca Juga
"CT Value itu menunjukkan perkiraan jumlah materi genetik (RNA) virus yang didapatkan pada swab," kata Adam di akun Instagram pribadinya, @adamprabata dikutip Jumat, 30 Juli 2021.
Advertisement
Semakin tinggi CT value berarti semakin rendah jumlah RNA virus yang didapat pada saat swab. Semakin rendah CT value berarti semakin tinggi jumlah RNA virus yang didapat pada swab.
Lalu, benarkah pengelompokkan CT value menentukan kesembuhan pasien?
Faktanya, berapa pun nilai CT apabila hasil tes PCR menunjukkan positif COVID-19, tetap harus menjalani isolasi dan berkonsultasi dengan dokter seperti disampaikan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS Patklin) lewat akun Twitter @patologi_klinik.
Selain itu, berikut 4 fakta lain seputar CT value yang ada pada hasil CT value yang harus diketahui berdasarkan informasi dari PDS Patklin:
1. Tidak ada pengelompokan baik, buruk, dan invalid berdasarkan CT Value.
2. CT Value tidak dapat dibandingkan antar lab karena ada perbedaan sampel yang diperiksa, metode, alat dan reagen.
3. CT Value yang tinggi (31-40) dapat ditemukan juga pada awal masa infeksi sehingga bisa menularkan. Namun, bisa juga CT value yang tinggi bisa juga terjadi di akhir masa infeksi.
4. Ada alat dan reagen yang memang mampu mendeteksi RNA virus dengan CT value kurang dari 11.
Dokter Paru: Jangan Percaya Mitos Menyesatkan soal CT Value
Senada dengan pernyataan PDS Patklin, dokter spesialis paru Jaka Pradipta dari Mayapada Hospital Kuningan mengatakan tidak benar bila CT value tinggi berarti pasien menuju kesembuhan dari COVID-19.
"Totally mitos. Jangan dipercaya. Itu menyesatkan. Yang kita lihat gejala dan perbaikan dari penunjang seperti lab dan radiologi. Serta yang paling penting sudah melakukan isolasi kurang lebih 10 hari atau 14 hari," kata Jaka di akun YouTube Mayapada Hospital.
"Kalau itu semua bagus itu baru namanya sembuh," katanya.
Jaka juga menjelaskan ketika CT value rendah bukan berarti pasien yang sudah menjalani isolasi masih menularkan virus SARS-CoV-2. Ia juga mengatakan bahwa banyak pasien kritis dengan CT value tinggi bahkan ada juga pasien tanpa gejala CT value-nya rendah.
"Jadi, jangan hiraukan CT value," pesan Jaka.
Advertisement