Pakar: Antisipasi Serangan Varian COVID-19 Baru, Indonesia Perlu Perkuat Whole Genome Sequencing

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama berpendapat bahwa Indonesia perlu memperkuat data dan informasi akurat terkait perkembangan varian baru COVID-19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Jul 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 19:00 WIB
Penelitian terkait virus corona
Ilustrasi Whole Genome Sequencing. Foto: Gustavo Fring from Pexels

Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama berpendapat bahwa Indonesia perlu memperkuat data dan informasi akurat terkait perkembangan varian baru COVID-19.

Mengingat, saat ini kasus COVID-19 sangat tinggi dan meningkatkan potensi virus untuk bereplikasi dengan jumlah yang banyak.

Jika situasinya tetap seperti ini, bukan tidak mungkin ketika virus bereplikasi akan terjadi perubahan atau mutasi bagian virus dan kemudian terbentuk varian baru, kata Tjandra.

“Untuk menentukan kebijakan, maka data yang cukup luas tentang varian Delta (atau varian lain) di negara kita tentu perlu kita ketahui,” kata Tjandra melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (30/7/2021).

“Jadi, peningkatan jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) menjadi amat diperlukan untuk kita mengetahui secara lebih tepat apa saja yang ada di lapangan,” tambahnya.

Simak Video Berikut Ini:

Langkah Antisipasi

Penguatan WGS diperlukan guna antisipasi serangan virus varian lain yang tidak menutup kemungkinan akan lebih menular dari varian yang ada.

Tjandra menjelaskan, pada 12 Juli 2021 Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Dr Tedros menyampaikan bahwa varian Delta kini terus meluas di dunia dan berhubungan langsung dengan kenaikan kasus serta jumlah kematian.

Sejauh ini, varian Delta sudah ada di lebih dari 104 negara dan bukan tidak mungkin akan mendominasi situasi di waktu mendatang.

Sedang, pada 15 Juli 2021, Pimpinan Emergency Committee WHO tentang COVID-19, Prof Didier Houssain menyatakan bahwa ada kemungkinan besar bahwa di waktu mendatang akan ada varian baru. Suatu varian yang menyebar di dunia yang mungkin lebih berbahaya dan bahkan lebih sulit dikendalikan.

Perlu Waspada

Salah satu alasan utama peningkatan kasus di Indonesia salah satunya karena varian Delta yang memang jauh lebih mudah menular, lanjut Tjandra. Varian Delta adalah salah satu Variant of Concern (VOC) dalam klasifikasi WHO, bersama varian Alfa, Beta dan Gamma.

Selain itu, ada juga berbagai varian baru yang oleh WHO dikelompokkan menjadi Variant of Interest (VOI), yaitu varian Epsilon, Zetta, Eta, Theta, Iota dan dua yang paling banyak dibicarakan adalah varian Kappa dan Lambda.

“Walau sekarang kita banyak membahas dampak varian Delta di tanah air tapi kita tentu perlu waspada juga dengan kemungkinan varian baru lain. Baik yang bermula dari luar negeri atau yang bukan tidak mungkin terbentuk di negara kita karena tingginya angka penularan di masyarakat,” tutupnya.

 

 

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin COVID-19 Dipastikan Aman

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya