101,68 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Dikirim ke Daerah, Terbanyak Sinovac dan AstraZeneca

Angka itu setara dengan 94 persen vaksin COVID-19 yang sudah dirilis yakni 107,82 juta dosis per 8 Agustus 2021.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Agu 2021, 23:12 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 23:03 WIB
Distribusi Vaksin Corona Sinovac di Puskesmas Cilincing
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd. di Puskesmas Cilincing, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Pemprov DKI akan menggelar vaksinasi di 453 fasilitas kesehatan DKI Jakarta dengan jumlah dosis vaksin yang sudah diterima sebanyak 39.200 vaksin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengungkapkan pemerintah telah mendistribusikan vaksin COVID-19 sebanyak 101,68 juta dosis ke daerah. Angka itu setara dengan 94 persen vaksin COVID-19 yang sudah dirilis yakni 107,82 juta dosis  per 8 Agustus 2021.

"Dari 101,68 juta dosis vaksin yang telah dikirim ke 34 provinsi, lebih dari 77juta dosis yang digunakan," ujar Johnny dalam keterangan pers, Kamis (12/8/2021).

Menurut Johnny, mayoritas vaksin yang didistribusikan tersebut merupakan vaksin Sinovac yang diolah oleh PT Bio Farma (Persero) sebanyak 81,42 jutadosis.

Disusul oleh vaksin AstraZeneca 14,79 juta dosis, Sinovac yang diimpor dalam bentuk jadi sebanyak 3 juta dosis, Moderna 2,95 juta dosis, danSinopharm 460,88 ribu dosis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Vaksin datang dalam bentuk bahan baku

Dia menjelaskan, penting untuk diketahui bahwa vaksin yang didatangkan dalam bentuk bulk atau bahan baku adalah vaksin dari Sinovac.

Vaksin tersebut masih memerlukan proses lebih lanjut di Bio Farma untuk diolah menjadi produk jadi memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk kemudian didistribusikan.

Adapun, lanjut Johnny, untuk jenis vaksin jadi yang diterima, tetap ada proses karantina dan juga memerlukan lot rilis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum didistribusikan.

"Untuk vaksin jadi memerlukan waktu kurang lebih sepekan untuk kemudian didistribusikan," ujar Johnny.


Digunakan untuk memperluas cakupan vaksinasi

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, dr.Siti Nadia Tarmizi, M.Epid berharap, stok vaksin COVID-19 yang akan digunakan nantinya diharapkan dapat digunakan dengan cermat.

Menurutnya, vaksin yang tersedia tidak hanya untuk memperluas cakupan vaksinasi masyarakat didaerah, juga mempertimbangkan agar masyarakat yang menerima dosis pertama juga dipastikan mendapat dosis kedua pada waktunya.

Nadia juga meminta masyarakat untuk tidak ragu divaksin sesuai dengan jadwal ketersediaan vaksin di daerahnya masing masing.

"Dan jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan agar upaya menurunkan penularan dapat terus berjalan konsisten," ujarnya.


Infografis Percepatan Vaksinasi Covid-19 Terkendala Stok dan Birokrasi.

Infografis Percepatan Vaksinasi Covid-19 Terkendala Stok dan Birokrasi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Percepatan Vaksinasi Covid-19 Terkendala Stok dan Birokrasi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya