Varian Mu COVID-19 Terkonfirmasi di Jepang, Berasal dari 2 Pelancong Wanita

Penemuan virus Corona varian Mu berasal dari pelancong yang tiba dari Uni Emirat Arab dan Inggris

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Sep 2021, 07:17 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 07:13 WIB
Ramainya Jalanan Tokyo Saat Kasus COVID-19 Masih Tinggi
Orang-orang yang memakai masker untuk membantu melindungi diri dari penyebaran virus corona berjalan melintasi persimpangan di Tokyo, Senin (30/8/2021). Jepang masih memerangi lonjakan kasus COVID-19. (AP Photo/Koji Sasahara)

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona varian Mu dilaporkan telah masuk Jepang. Kasus pertama varian dengan kode ilmiah B.1.621 dan masuk dalam Variant of Interest (VoI) ditemukan pada dua pelancong yang baru datang dari luar negeri.

Kementerian Kesehatan Jepang pada Rabu, 1 September 2021 melaporkan bahwa varian Mu terdeteksi pada seorang wanita berusia 40-an yang tiba dari Uni Emirat Arab pada 26 Juni 2021.

Kasus lainnya yang akhirnya diketahui sebagai 'pembawa' Virus Corona varian Mu adalah seorang wanita berusia 50-an yang tiba dari Inggris pada 5 Juli 2021. Keduanya disebut tidak menunjukkan gejala apa pun pada saat kedatangan.

Dikutip dari situs Japan Times pada Jumat, 3 September 2021, semua pelancong yang baru tiba di Jepang wajib menjalani swab test PCR pada saat kedatangan.

Bila hasilnya positif COVID-19, pelancong akan dikarantina di fasilitas yang ditunjuk atau dirawat di rumah sakit tergantung gejalanya.

Sekali pun swab test PCR menunjukan hasil yang negatif, mereka tetap harus dikarantina selama 14 hari di rumah atau fasilitas yang ditunjuk tergantung dari mana mereka berasal.

Terkait varian Mu yang terkonfirmasi di Jepang, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa akan terus mengambil langkah-langkah guna mencegah penyebaran virus Corona varian lainnya dengan memantau situasi di negara lain.

 


Varian Mu Pertama Kali Terdeteksi di Kolombia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini memasukkan varian Mu sebagai Variant of Interest (VoI). Varian ini pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada Januari 2021.

Ada aspek yang membuat WHO memberi perhatian khusus pada varian ini. Yakni mutasi pada varian ini menunjukkan ada risiko resistensi terhadap vaksin. Namun, tetap saja perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dengan persis apa yang sebenarnya terjadi.

"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan potensi lolos dari kekebalan," kata WHO dalam buletin yang terbit pada Selasa, 31 Agustus 2021 seperti mengutip France24.

 


Terkait Virus Corona Varian Mu

Saat ini, WHO menetapkan Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai varian virus Corona yang menjadi perhatian khusus.

Virus Corona varian Mu yang pertama kali terdeteksi di Kolombia saat ini menyumbang sekitar 40 persen kasus di negara tersebut, sebut WHO.

WHO, menambahkan, mutasi sejauh ini telah terdeteksi di setidaknya 40 negara, tetapi jumlahnya kurang dari 0,1 persen dari semua kasus di seluruh dunia.

WHO memberi perhatian untuk memantau varian ini mengingat tingkat infeksi global meningkat karena penularan dari varian Delta.

Mutasi pada virus, termasuk pada SARS-CoV-2, memang hal biasa terjadi. Mutasi terjadi dari waktu ke ke waktu dan sebagian besar dengan mutasi yang tidak memengaruhi sifat virus.

Namun, ada juga mutasi yang dapat memengaruhi sifat virus. Serta memengaruhi seberapa mudah virus tersebut menyebar, penyakit yang ditimbulkan serta ketahanan terhadap vaksin dan obat-obatan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya