Liputan6.com, Jakarta - Anxiety atau gangguan kecemasan adalah emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah. Orang dengan gangguan kecemasan biasanya memiliki pikiran atau kekhawatiran yang mengganggu dan berulang.
Dikutip dari APA, Kamis (23/9/2021), mereka yang mengalami anxiety mungkin menghindari situasi tertentu karena khawatir. Mereka juga memiliki gejala fisik seperti berkeringat, gemetar, pusing atau detak jantung yang cepat.
Dokter dapat mendiagnosis gangguan kecemasan jika seseorang telah merasakan gejala selama berbulan-bulan, dan jika gejalanya mengganggu sehingga menjadi sulit untuk tidur, belajar, bekerja, atau menjalani kehidupan sehari-hari. Dilansir Mental Floss, sebanyak 25 persen dari populasi mengalami kondisi gangguan kecemasan ini.
Advertisement
“Ini merasakan ketakutan ringan dan sensasi fisik yang menyertainya, tetapi mampu mengatasinya. Dalam gangguan kecemasan, sinyal bahaya itu menjadi tidak terkendali, dan Anda merasa harus mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri sendiri.” kata Dokter Cassiday.
Terdapat tiga jenis gangguan kecemasan, di antaranya adalah; gangguan kecemasan umum, di mana stres cenderung menempel pada segalanya; gangguan kecemasan sosial, yang dapat membuat seseorang sangat sulit untuk berinteraksi dengan orang lain; dan gangguan panik, yang bermanifestasi dalam serangan panik yang menakutkan.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengatasi Gangguan Kecemasan
Ada beberapa cara untuk mengatasi anxiety. Menurut penelitian yang dipublikasikan pada April 2018, hanya beberapa menit meditasi yang dapat melatih sesorang untuk fokus, dan sadar akan tubuh dan lingkungan, sudah cukup untuk mengurangi tingkat kecemasan pada seseorang.
Saat mengalami gangguan kecemasan, seseorang akan merasakan serangan panik. Pada saat itu, mengendalikan pikiran adalah hal yang sulit dilakukan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengedalikan diri adalah mulai bertanya pada diri sendiri dengan beberapa pertanyaan.
Arash Emamzadeh, penulis dalam Psychology Today, merekomendasikan beberapa contoh pertanyaan, seperti, "Apa yang saya rasakan saat ini?," "Apa yang saya rasakan di tubuh saya?," dan "Bagaimana saya menjelaskan perasaan saya dan apa yang saya rasakan ini?".
Jika anxiety atau gangguan kecemasan yang menimbulkan serangan panik ini berkaitan dengan pemikiran tentang hal-hal yang mungkin akan terjadi, atau telah terjadi di masa lalu, disarankan untuk fokus pada apa yang sebenarnya terjadi di tubuh. Teknik ini dapat mengurangi sebagian dari rasa takut seseorang.
Namun, cara untuk mengatasi anxiety ini tidak berlaku untuk semua orang. Bagi sebagian orang, gejala fisik dari serangan panik seperti napas cepat atau detak jantung yang berdebar-debar, dapat menambah sesuatu yang buruk terjadi dan hanya memperburuk keadaan. Sebaiknya, cobalah fokus pada sesuatu yang lain, seperti merasakan kaki berada di lantai atau merasakan angin yang bertiup. Cara lainnya dengan mencoba untuk memberi nama, menyentuh, dan mendeskripsikan objek sekitar.
Penulis : Vania Dinda Marella
Advertisement