Bipolar adalah Gangguan Mental yang Tidak Menular, Pahami Gejala dan Pengobatannya

Bipolar sering dikaitkan dengan penyakit mental yang menular, padahal kenyataannya tidak demikian.

oleh Fakhriyan Ardyanto diperbarui 09 Jan 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2021, 12:00 WIB
Bipolar (Image by Fer Galindo from Pixabay)
Bipolar (Image by Fer Galindo from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Mungkin seringkali Anda mengira, bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang bisa menular kepada orang lain. Salah satu ketakutan yang sering muncul terhadap gangguan bipolar adalah ketika Anda melihat orang lain depresi, Anda khawatir juga akan ikut terbawa depresi.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Kepala Departemen Psikiatri RSCM, dr AAA Agung Kusumawardhani SpKJ(K) yang menyatakan jika bipolar adalah suatu gangguan yang tidak menular. Misal, gangguan bipolar pada fase manik berupa mood yang meningkat. Saat penderita bipolar sedang kambuh (dalam fase manik), mereka akan mengeluarkan sesuatu ide yang kreatif. Bahkan apa yang diucapkannya bisa membuat pendengarnya tertawa.

Selain itu, menurut Kepala Rehabilitasi BNN, dr Iman Firmansyah SpKJ juga mengungkapkan, jika gangguan bipolar adalah penyakit yang tidak menakutkan. Bahkan, dengan rutin melakukan konsultasi ke psikiater sudah cukup untuk membantu kesembuhan para penderita bipolar.

Salah satu tanda dari gangguan bipolar adalah timbulnya perubahan mood yang kelewat ekstrem, seperti depresi hingga tiba-tiba berganti ke rasa bahagia. Untuk mengetahui lebih jauh perihal bipolar tersebut, berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari berbagai sumber, Sabtu (9/1/2021).

Gejala Gangguan Bipolar

Penyakit Bipolar Disorder
ilustrasi bipolar disorder (sumber: unsplash)

Melansir Klikdokter, tanda dari gangguan bipolar adalah adanya tahap gangguan mood yang ekstrem, yaitu manik serta depresi. Di antara beberapa gangguan mood, para penderita terlihat seperti orang normal pada umumnya.

Gejala manik beda dengan kegirangan yang normal. Penderita yang sedang dalam kondisi manik biasanya punya energi berlebihan dan cenderung berperilaku destruktif, serta akan mengganggu orang lain.

Gejala bipolar manik beberapa di antaranya adalah:

- Sulit tidur.

- Terlihat terlalu percaya diri.

- Berbicara lebih cepat dari biasanya dan topik pembicaraanya mudah berganti.

- Berpenampilan mencolok dan cenderung menghamburkan uang.

- Sulit berkonsentrasi.

- Terlihat gelisah, lebih mudah marah pada orang lain.

- Sering membuat keputusan mengejutkan.

- Dapat disertai dengan keyakinan yang salah (waham), misalnya merasa bahwa ia adalah orang paling hebat di dunia, meyakini bahwa ayahnya adalah presiden, dan lain sebagainya.

Bisa disebut bipolar kondisi manik bila gejala di atas berlangsung selama setidaknya empat hari.

 

Kemudian, jika penderita penyakit bipolar mengalami episode depresi, penderita akan terlihat mengalami kesedihan esktrim yang tidak jelas penyebabnya. Pada tahap depresi cukup berbeda dengan kesedihan biasa. Saat depresi, kondisi sedih bisa menyebabkan penderitanya tidak mampu beraktivitas seperti biasa dan hal ini terjadi selama hampir lebih dari dua minggu.

Adapun beberapa gejala dari bipolar tahap depresi antara lain:

- Merasa sedih, hampa, atau tidak berguna.

- Enggan untuk melakukan aktivitas apapun, termasuk enggan melakukan hobinya.

- Merasa tidak punya tenaga untuk beraktivitas.

- Sulit tidur, atau justru terlalu banyak tidur.

- Dihantui dengan perasaan bersalah.

- Tidak bisa berkonsenterasi dalam pekerjaan atau sekolah.

- Terpikir untuk bunuh diri atau bahkan melakukan percobaan bunuh diri.

Klasifikasi Jenis Bipolar

Bipolar (Image by Ryan McGuire from Pixabay)
Bipolar (Image by Ryan McGuire from Pixabay)

Terdapat tiga jenis utama dari gangguan bipolar adalah bipolar I, bipolar II, dan cyclothymia. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis bipolar tersebut.

 

Bipolar I

Bipolar I didefinisikan dari munculnya setidaknya gejala manik. Penderita mungkin mengalami depresi hebat atau hipomanik sebelum dan sesudah mania. Jenis gangguan bipolar ini memengaruhi pria dan wanita secara setara.

 

Bipolar II

Orang dengan jenis gangguan bipolar tipe II ini mengalami satu kali depresi besar yang berlangsung setidaknya dua minggu.

Penderita jenis ini juga memiliki setidaknya satu kali hipomanik yang berlangsung sekitar empat hari. Jenis gangguan bipolar ini dianggap lebih umum terjadi pada wanita.

 

Cyclothymic

Orang-orang dengan cyclothymia memiliki beberapa kali hipomania dan depresi. Gejala-gejala ini lebih pendek dan lebih baik dari mania dan depresi yang disebabkan oleh gangguan bipolar I atau bipolar II.

Kebanyakan orang dengan kondisi ini biasanya akan mengalami gejala selama satu atau dua bulan,  tepatnya pada saat suasana hati mereka sedang stabil.

Penyebab dan Faktor Risiko

Bipolar (Image by ElisaRiva from Pixabay)
Bipolar (Image by ElisaRiva from Pixabay)

Gangguan bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang sebenarnya cukup umum, namun masih belum jelas apa sebenarnya yang bisa menjadi penyebab gangguan ini. Kemungkinan penyebab gangguan bipolar adalah:

 

Genetika

Apabila orang tua atau saudara kandung Anda memiliki riwayat gangguan bipolar, bisa saja Anda lebih mungkin mengalami kondisi yang sama dibandingkan orang lain.

Akan tetapi, penting untuk diingat jika kebanyakan orang yang punya gangguan bipolar dalam riwayat keluarga mereka sering tidak menyadarinya.

 

Otak dan Saraf

Struktur otak Anda bisa memengaruhi risiko kelainan mental. Kelainan pada struktur atau fungsi otak Anda akan meningkatkan risiko terkena gangguan kesehatan mental secara umum.

 

Faktor Lingkungan

Selain disebabkan kesehatan tubuh yang dapat membuat Anda mengalami gangguan bipolar, ada juga beberapa faktor lingkungan dan kombinasinya yang bisa memengaruhi tercetusnya penyakit dan berkontribusi terhadap perkembangan penyakit bipolar tersebut.

Pengobatan Gangguan Bipolar

Obat Bipolar (Image by Reggi Tirtakusumah from Pixabay)
Obat Bipolar (Image by Reggi Tirtakusumah from Pixabay)

Langkah pengobatan untuk gangguan bipolar sendiri ada baiknya dilakukan oleh psikiater. Pengobatan bipolar biasanya berupa psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Psikoterapi dilakukan dengan cara melakukan konseling untuk menggali emosi serta masalah hidup yang dialami penderita.

Selain itu, penderita bipolar juga akan dilatih untuk menyadari perubahaan mood yang biasanya mereka alami dan mempelajari bagaimana cara mengatasinya dari dalam diri sendiri.

Kemudian ada juga pemberian obat bipolar yang berguna untuk menjaga mood penderitanya (mood stabilizer). Akan tetapi, jika bipolar dalam fase depresi, dokter biasanya juga akan memberikan antidepresan.

Apabila gangguan bipolar yang dialami sering menyebabkan penderitanya cenderung membahayakan diri sendiri bahkan orang lain. Selain itu, biasanya penderita bipolar juga perlu dirawat di rumah sakit untuk sementara waktu.

Pencegahan Gangguan Bipolar

Ilustrasi galau, sedih, kecewa
Ilustrasi galau, sedih, kecewa. (Photo by Anthony Tran on Unsplash)

Pada akhirnya, tindak pencegahan bipolar adalah dengan cara mengenali secara dini gejala bipolar tersebut. Pasalnya, memahami gejala bipolar adalah cara paling ampuh sehingga bipolar tersebut bisa dengan segera ditangani sebelum akhirnya berkembang menjadi lebih berat dan membahayakan.

Maka dari itu, lebih perhatikan kondisi mental orang-orang di sekitar Anda, dan jangan lupa untuk luangkan waktu mencoba mendengarkan keluhan mereka. Sedikit waktu yang tercurah sudah cukup menyelamatkan nyawa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya