Epidemiolog: Selama Pandemi Ada, PPKM Perlu Terus Diterapkan Sesuai Level

Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyampaikan, walau kasus COVID-19 di Indonesia mulai melandai, tapi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) harus terus dilakukan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 01 Okt 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 15:30 WIB
Penerapan PPKM di Bekasi Jawa Barat.
Seorang petugas keamanan menjaga pintu masuk pusat perbelanjaan, di Tambun Bekasi Jawa Barat selama penerapan PPKM. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyampaikan, walau kasus COVID-19 di Indonesia mulai melandai, tapi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) harus terus dilakukan.

“PPKM memang harus terus dilakukan, harus dipahami PPKM ini seperti polisi atau penjaga selama pandemi terjadi,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara ditulis Jumat (1/10/2021).

Walau PPKM harus terus diterapkan, tapi bukan berarti level PPKM harus tetap di level 3 atau 4, tambahnya.

“Bukan berarti dengan PPKM kita jadi enggak bisa melakukan apa-apa, kan ada leveling-nya, yang harus dituju ya PPKM level 1 atau paling tinggi level 2 jangan 3 atau 4.”

Jika PPKM terus dilakukan di level 4, artinya tidak ada perbaikan situasi, imbuhnya.

Jika PPKM Ditiadakan

Sedangkan, lanjutnya, jika PPKM sama sekali ditiadakan tapi pandemi COVID-19 masih ada, maka ini akan berbahaya.

“Kalau PPKM level 1 tercapai kemudian ditiadakan ya kalau pandeminya masih ada tetap berbahaya. Jadi, selama pandemi ada ya PPKM kita lakukan tapi di level paling rendah.”

Hal yang perlu dicapai saat ini menurut Dicky adalah semua daerah, kabupaten, kota di Indonesia berhasil menurunkan PPKM ke level 1.

“Semua daerah, kabupaten/kota mencapai level 1, ini terjadi di banyak negara, di sini (Australia) pun begitu, level 1 sudah lama banget. Dari sini bisa diperkuat, kalau ada kenaikan kasus lagi langsung lakukan local lockdown.”

Ancaman Gelombang Ketiga

Dicky menambahkan, walau kasus sudah melandai tapi ancaman gelombang ketiga masih mengintai.

 “Saya harus sampaikan, tampaknya mencegah gelombang ketiga sulit, tapi bukan berarti gelombang ketiga akan menjadi lebih parah,” katanya.

Saat ini, secara estimasi jumlah kasus COVID-19 di gelombang ketiga tidak sebesar gelombang kedua dengan asumsi tidak ada varian baru lain yang sama atau lebih hebat dari Delta.

“Untuk mencegah gelombang, mencegah varian baru, dan mencegah hal lainnya itu sama semuanya. Yaitu penguatan dan konsisten melakukan 3T (tracing, treatment, testing) dan 5M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas),” pungkasnya.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya