Liputan6.com, Jakarta Memiliki rasa khawatir sesekali dalam suatu hubungan merupakan suatu hal yang wajar. Namun apabila kekhawatiran berlangsung dalam jangka waktu yang panjang hingga dapat mengganggu aktivitas, Anda mungkin sedang mengalami relationship anxiety.
"Relationship anxiety merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kekhawatiran yang ekstrem dalam suatu hubungan. Kekhawatiran itu bisa terkait masa lalu, masa sekarang, hingga masa depan," ujar psikoterapis Christine Scott-Hudson dikutip Bustle pada Selasa, (5/10/21).
Baca Juga
Christine menjelaskan, terdapat beberapa contoh relationship anxiety yang berpotensi muncul. Seperti tidak merasa cukup baik bagi pasangan, khawatir apabila pasangan akan menyukai orang lain, hingga ketakutan bahwa pasangan akan meninggalkan Anda untuk orang lain.
Advertisement
Relationship anxiety melibatkan ketakutan yang intens dalam suatu hubungan percintaan, bisa pula terjadi dalam suatu hubungan persahabatan. Terlebih, seseorang yang mengalami relationship anxiety bisa mengakhiri hubungan atau memanipulasi dirinya sendiri.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya rasa khawatir, tidak aman, atau keraguan yang terjadi secara terus-menerus. Orang yang mengalami relationship anxiety juga biasanya membutuhkan validasi atau kepastian secara berlebihan.
Bahkan seringkali membungkam pikiran dan pendapatnya sendiri hanya untuk menyenangkan pasangannya.
"Meragukan potensi hubungan jangka panjang dan memiliki perilaku yang dapat berpotensi menyabotase sebuah hubungan juga cenderung terjadi pada orang yang memiliki relationship anxiety," ujar certified trauma specialist, Susan Zinn.
Apa yang jadi pemicunya?
Menurut Christine, pengalaman masa lalu yang negatif bahkan sejak masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada relationship anxiety yang dimiliki seseorang. Seseorang yang merasa ditinggalkan oleh orangtuanya, mungkin akan merasa takut juga ditinggalkan oleh pasangannya.
Relationship anxiety sendiri sangat dikaitkan dengan rasa percaya diri yang rendah, trauma, dan ketidakmandirian seseorang. Bahkan ketika orang tersebut sedang tidak berkomunikasi dengan pasangannya dalam jangka waktu singkat, ia mungkin akan merasa sangat gugup dan cemas mengenai apa yang sedang dilakukan oleh pasangannya.
"Seseorang dengan relationship anxiety merasa merasa perlu untuk memeriksa pasangannya terus-menerus untuk mengurangi kecemasan mereka yang kian meningkat,” kata Christine.
Hal yang kerap terjadi adalah orang dengan relationship anxiety biasanya akan mencari solusi dengan cara yang tidak sehat hanya untuk memperbaiki suasana hatinya. Misalnya dengan mengonsumsi alkohol atau berbelanja sesuka hati sebagai bentuk pelarian.
Advertisement
Bagaimana ya cara mengatasinya?
Mengatasi masalah dalam suatu hubungan seperti relationship anxiety tentunya akan membutuhkan waktu dan kesabaran yang ekstra. Mengingat akar dari relationship anxiety sendiri mungkin bukanlah sesuatu yang sederhana.
"Jika Anda merasa cukup nyaman, diskusikanlah secara jujur tentang kekhawatiran tersebut. Emosi yang tidak terungkapkan atau terselesaikan bisa terbentuk jika tidak diekspresikan dengan baik, jadi komunikasi sangatlah penting,”
"Bahkan ketika seseorang sudah berada dalam hubungan percintaan, trauma masa lalu dan gaya keterikatan yang sama dapat menghambat hubungan yang sedang dijalani saat ini apabila tidak ada komitmen untuk mengubah pola perilaku tersebut," ujar Susan.
Memberikan afirmasi positif pada diri sendiri juga dinilai dapat membantu.