Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tetap mengantisipasi gelombang ketiga COVID-19, yang diperkirakan para pakar terjadi akhir tahun 2021. Apalagi momen tersebut bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan, upaya mencegah terjadinya gelombang ketiga COVID-19 bertumpu pada empat hal.
Advertisement
Baca Juga
"Pertama, vaksinasi. Sebagaimana arahan dari Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memerintahkan mobilisasi vaksinator ke tempat-tempat yang kurang seperti Bogor, Kabupaten Tangerang, dan lain-lainnya," papar Luhut saat konferensi pers 'Hasil Rapat Terbatas' baru-baru ini, ditulis Rabu, 20 Oktober 2021.
"Kedua, penggunaan PeduliLindungi supaya kita makin banyak kan lagi yang menggunakan aplikasi tersebut. Ketiga, memang juga tadi (pengadaan) obat (alternatif COVID-19)."
Selanjutnya, strategi keempat, peran serta elemen bekerja sama agar tidak terjadi kenaikan kasus COVID-19. Protokol kesehatan harus tetap dipatuhi.
"Tentu, semua rakyat sendiri harus bahu-membahu untuk jangan sampai kita kembali seperti pada bulan Juli 2021. Semua media harus memberitakan berita untuk kita sama-sama buat ketahanan," jelas Luhut.
"Untuk yang obat saya dengan Pak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) akan bertemu produsen obat (Molnupiravir) di New York, Amerika Serikat. Kita akan minta pabriknya dibuat di Indonesia dan kami melihat peluang itu sangat ada."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
3 Obat Alternatif COVID-19
Luhut Pandjaitan melanjutkan, perkembangan COVID-19 per 18 Oktober 2021, kasus aktif Indonesia tinggal sekitar 18.000-an seluruh Indonesia. Kalau trennya tiap hari 1.000 kasus yang turun atau sembuh, dalam 20 hari ke depan sudah harus terus menurun.
"Meski begitu, ya kita juga harus hati-hati soal sekolah tatap muka, terutama buat anak-anak sekolah yang belum divaksinasi. Jangan sampai mereka tertular COVID-19, karena kita belajar dari negara lain, seperti israel dan negara lain lagi, COVID-19 masuk lagi dari anak-anak sekolah," lanjutnya.
"Jadi, itu saja. Saya kira semua langkah-langkah secara menyuruh (untuk antisipasi gelombang ketiga COVID-19 sudah kita lakukan."
Pemerintah saat ini juga terus menjajaki beberapa alternatif obat COVID-19. Selain Molnupiravir dari Merck, saat ini terdapat obat Proxalutamide yang sedang dalam tahap uji klinis ketiga di Indonesia dan sedang berproses di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Alternatif lain adalah AT-527 yang dikembangkan oleh Roche and Athea.
"Ketiga obat tersebut menunjukkan potensi untuk menjadi obat COVID-19. Namun, saya dapat sampaikan bahwa kita tidak ingin hanya sekadar menjadi pembeli, kita harapkan produsen obat tersebut melakukan kerja sama, melakukan investasi dan produksinya di Indonesia," pungkas Menko Luhut.
Advertisement