Diet 3J, Upaya Cegah Komplikasi bagi Pasien Diabetes

Ketua PB Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM menyampaikan kiat menjaga kondisi bagi pengidap diabetes di tengah pandemi dengan diet 3J.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Des 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Diabetes
Ilustrasi Diabetes Credit: pexels.com/PhotoMix

Liputan6.com, Jakarta - Ketua PB Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM menyampaikan kiat menjaga kondisi kesehatan di tengah pandemi bagi pengidap diabetes dengan Diet 3J.

Menurutnya, Diet 3J merupakan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien diabetes atau penyakit gula.

“Diet 3J yaitu jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari, jadwal makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu terus diperhatikan oleh pengidap diabetes,” kata Sony mengutip keterangan pers Kalbe Rabu (1/12/2021).

“Bukan hanya itu, pengidap diabetes juga harus olahraga 30 menit sehari, terapi obat minum dan suntik, serta mendapatkan penyuluhan yang memadai,“ lanjutnya.

Ia juga menerangkan, pengidap diabetes sangat rentan terkena infeksi virus.

‘‘Kerentanan ini dapat dicegah dengan menjaga protokol kesehatan secara disiplin dan menjaga kondisi kesehatan. Maka dari itu pengidap diabetes berhak mendapat dukungan, tidak hanya dari diri sendiri, tetapi juga dari edukator, keluarga, dokter, dan elemen lainnya.

Butuh Pelayanan Kesehatan Optimal

Senada dengan Sony, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD memaparkan bahwa diabetes menjadi penyebab kematian nomor 3 di dunia. Ini membuat penyakit diabetes membutuhkan perhatian dari seluruh elemen masyarakat.

“Diabetes bukan penyakit yang ringan, tapi penyakit yang mematikan atau penyakit katastrofik.” papar Ketut dalam keterangan yang sama.

Ketut menambahkan, di masa pandemi COVID-19 pasien diabetes membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk mengontrol gula darah mereka.

“COVID-19 sendiri merupakan penyakit yang lebih sering menyerang pasien diabetes, sehingga mereka diwajibkan dan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin karena dapat mencegah infeksi akibat terpapar COVID-19 dan mencegah penyakit menjadi lebih parah,” lanjut Ketut.

Menurut Data Internasional

Data International Diabetes Federation 2020 menunjukkan jumlah pengidap diabetes terus meningkat di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Prevalensi diabetes di Indonesia masih mencapai 6,2 persen dengan 10.681.400 kasus. Bahkan, menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim penanggulangan COVID-19 di Indonesia, angka kematian pada pasien diabetes yang terinfeksi COVID-19 lebih tinggi 8,3 kali lipat daripada masyarakat yang tidak diabetes.

Kondisi pandemi dengan berbagai pembatasan aktivitas membuat kegiatan penanganan diabetes secara kolektif yang biasa dipusatkan di rumah sakit mengalami hambatan. Selain itu, kondisi diabetesi (pengidap diabetes) yang ada di rumah saja membuat mereka lebih sulit mengontrol gula darah dan menjaga pola makan.

Fluktuasi level gula darah bisa mengakibatkan imunitas tubuh menjadi lemah dan mudah terpapar virus. Oleh karena itu, penting untuk mencegah risiko komplikasi COVID-19 pada diabetesi dan menurunkan angka kematiannya.

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan COVID-19

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya