Kemenkes Siagakan 3 RS dan 13 Puskesmas untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Guna memperkuat layanan kegawatdaruratan di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyiagakan 3 rumah sakit dan 13 puskesmas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Des 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 20:00 WIB
Kondisi Pengungsi Korban Erupsi Gunung Semeru
Warga terdampak letusan gunung Semeru mengungsi di tempat penampungan sementara di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Berdasarkan laporan Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru erupsi, total korban jiwa ada sebanyak 15 orang meninggal dunia. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyiagakan 3 rumah sakit (RS) dan 13 puskesmas di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru.

“RS yang berperan aktif adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian, RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara dengan didukung oleh 13 puskesmas dan 5 puskesmas di perbatasan,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) Eka Jusuf Singka.

Penyiapan RS rujukan juga diperluas hingga ke Kota Malang. Rumah sakit swasta di sekitar lokasi erupsi termasuk di RS Kepanjen dan RS Wava Husada rencananya akan digunakan sebagai rujukan bagi korban luka bakar di bawah 20 persen.

Sedangkan, RS Saiful Anwar Malang disiapkan untuk rujukan korban trauma inhalasi berat kata Eka mengutip keterangan pers, Selasa (7/12/2021).

Simak Video Berikut Ini

Pos Kesehatan

Selain itu, Puskris Kemenkes juga menyiapkan pos-pos kesehatan di sekitar lokasi pengungsian. Saat ini total 4 pos pengungsi yang didirikan di Kecamatan Tronojowo dan Candipuro. Di setiap pos ada unit pelayanan kesehatan yang saat ini melayani 77 orang pasien pengungsi.

Guna menunjang pelayanan medis yang efektif dan efisien bagi petugas maupun warga terdampak, Puskris bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang telah menerjunkan tim pada Sabtu malam (4/12).

Mereka dibagi dalam 2 shift sesuai dengan tugas masing-masing. Mobilitasnya pun diatur agar layanan kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

“Relawan medis sudah masuk, tapi perlu koordinasi lebih lanjut karena Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang selaku komandan bidang kesehatan tengah menyusun suatu cara agar tenaga kesehatan bisa masuk secara bertahap sehingga tidak menumpuk,” kata Eka.

Distribusi Logistik: Masker hingga Kantong Sampah Medis

Puskris juga telah mendistribusikan logistik dan peralatan kesehatan mulai dari masker bedah, masker anak, masker N95, masker kain, tenda, ventilator, tabung oksigen, regulator tabung oksigen, hand scoon, hand sanitizer, penjernih air cepat, kantong sampah, dan kantong sampah medis.

Logistik telah tiba pada Minggu pagi (5/12) dan siap didistribusikan ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) untuk memenuhi kebutuhan petugas serta warga terdampak.

“Logistik kesehatan akan dipusatkan di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, untuk itu RS, puskesmas serta pelayanan kedaruratan di tenda darurat diminta untuk segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,” terangnya.

Koordinasi pun terus dilakukan dengan berbagai pihak mengenai langkah-langkah mitigasi ke depannya terutama dalam hal mobilisasi tenaga kesehatan dan logistik.

 

Infografis Bahaya Tetap Mengintai di Kaki Semeru

Infografis Bahaya Tetap Mengintai di Kaki Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bahaya Tetap Mengintai di Kaki Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya