Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi varian Omicron, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Dekan FKUI) Prof Ari Fahrial Syam mengajak semua masyarakat untuk kompak mencegah penyebarannya. Terlebih saat ini telah terdeteksi 3 kasus varian Omicron di Indonesia.
"Saat ini dengan telah ditemukannya 3 kasus Omicron di Indonesia, bahkan satu kasus merupakan kasus transmisi lokal," kata Ari melalui pesan tertulis yang diterima Health-Liputan6.com, Minggu (19/12/2021).
Terkait varian COVID-19 yang awalnya terdeteksi di Afrika Selatan ini, Ari mengajak masyarakat untuk mengingat kembali dan belajar dari pengalaman Indonesia dihajar oleh varian Delta pada Juni-Juli 2021.
Advertisement
"Ingat kembali peristiwa kolapsnya pelayanan kesehatan kita di bulan Juni-Juli 2021. Kami para dokter yang masih praktek di RS merasakan suasana yang mencekam saat itu," tutur Ari.
Kala itu bed occupancy rate rumah sakit rata-rata di atas 100 persen, alat medis seperti oksigen dan ventilator terbatas bahkan pada beberapa lokasi kosong. Pun dengan obat-obatan untuk pasien COVID-19 yang terbatas.
Baca Juga
Mengenai keterbatasan alat bantu medis seperti oksigen, Ari merasakan betul dampaknya. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam ini menuturkan, ayahnya menderita sakit jantung dan perlu bantuan oksigen. Namun, bantuan tak kunjung didapat dalam 24 jam karena stok oksigen terbatas.
"Saya sendiri di saat itu kehilangan Bapak sya yang kebetulan karena kondisi sakit jantungnya perlu menggunakan oksigen dan kehabisan oksigen selama 24 jam karena memang oksigen yang terbatas," ungkap Ari.
Malang tak dapat ditolak, ayahanda Ari meninggal dunia beberapa hari kemudian dalam perjalanan mencari rumah sakit walau hasil tes PCR-nya negatif.
Duka tak hanya menghampiri ayah Ari, sepupunya pun turut berpulang akibat pandemi.
"Saya juga kehilangan sepupu suami-istri, sehingga anak-anak almarhum menjadi yatim piatu saat periode Juni-Juli 2021. Padahal anak-anak tersbeut masih butuh bimbingan kedua orangtua tercinta."
Ari berharap peristiwa meledaknya kasus COVID-19 karena varian Delta pada pertengahan 2021 itu bisa menjadi pelajaran. Ari mengatakan, jika tidak ingin masa-masa sulit tersebut berulang kembali, maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan.
Â
Cegah Penyebaran Omicron
Masing-masing lapisan masyarakat, menurut Ari, bisa ikut ambil bagian mencegah penularan COVID-19. Ada empat langkah yang dapat dilakukan, yakni:Â
1. Masyarakat memperketat protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker dengan baik dan benar. "
Masker digunakan untuk mencegah menularkan atau tertular, hindari kerumunan dan menunda untuk berangkat ke luar negeri, apalagi ke negara dengan julah kasus Omicron yang tinggi," tutur Ari.
Tak lupa, Ari juga mengimbau individu yang belum mendapat vaksinasi untuk segera divaksin.
2. "Pemerintah pusat juga harus tetap menjaga pintu masuk Indonesia dengan ketat, karantina 10 hari untuk semua yang datang ke Indonesia tetap konsisten dijalankan tanpa tebang pilih," ujarnya.
Demikian pula dengan sekuensing. Ari menyarankan agar sekuensing harus ditingkatkan, khususnya untuk kasus positif yang masuk ke Indonesia.
Ari juga menyarankan agar fasilitas NGS mendapatkan support pengadaan reagen.
3. Pemerintah daerah mengumumkan larangan pesta malam tahun baru serta penutupan tempat-tempat rekreasi pada malam tahun baru.
"Saya mengapresiasi Bupati Bogor dengan polres setempat yang sudah mengumumkan penutupan jalan menuju Puncak saat malam tahun baru, kalau perlu diperluas waktunya."
4. Semua stakeholder yang terkait pemeriksaan PCR untuk mengupgrade agar kemampuan pemeriksaan PCR meliputi juga untuk mendeteksi Omicron dengan menggunakan primer yang meliputi Spike Gene (S-gen) Target Failure (SGTF).
"Kalau kita kompak, kita dapat mengendalikan penyebaran varian Omicron ini," ujarnya.
"Mestinya kita semua bisa bersinergi untuk berkontribusi pengendalikan pandemi ini di Bumi Pertiwi tercinta," tutup Dekan FKUI ini.
Â
Â
Advertisement