Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Inggris telah menganalisis kemungkinan dampak vaksin booster COVID-19 pada Varian Omicron dan mengatakan itu bisa memberikan sekitar 85% perlindungan terhadap penyakit parah.
Dilansir BBC, Sabtu (18/12/2021), perlindungannya sedikit lebih rendah daripada yang diberikan vaksin terhadap versi Covid sebelumnya. Tapi itu berarti dosis vaksin booster harus tetap mencegah orang dirawat di rumah sakit.
Itu datang sebagai rekor 861.306 jumlah vaksin booster dan dosis ketiga diberikan di Inggris pada hari Kamis.
Advertisement
Pemodelan dari tim di Imperial College London, didasarkan pada informasi yang terbatas pada Omicron.
Para peneliti mengatakan ada tingkat ketidakpastian yang tinggi sampai lebih banyak informasi dunia nyata dikumpulkan tentang varian baru ini yang menyebar dengan cepat. Para ahli masih mencoba untuk mencari tahu seberapa ringan atau parahnya Omicron.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Efektivitas Vaksin
Vaksin membantu mengajari tubuh cara melawan Covid. Tetapi yang digunakan saat ini tidak dirancang untuk memerangi varian Omicron yang sangat bermutasi, yang berarti mereka bukan pasangan yang sempurna.
Untuk menyiasatinya, orang-orang di Inggris disarankan untuk memiliki dosis booster untuk membangun tingkat antibodi yang lebih tinggi untuk melawan virus.
Antibodi dapat menempel pada virus untuk menghentikannya memasuki sel dan bereplikasi.
Penelitian telah menyarankan pengurangan 20 hingga 40 kali lipat dalam kemampuan antibodi ini untuk mengeluarkan virus pada orang yang divaksinasi ganda.
Pekerjaan awal dari Imperial mengasumsikan akan ada penurunan kemanjuran vaksin terhadap Omicron. Bahkan dengan booster, perlindungan terhadap penyakit parah dari Omicron mungkin sekitar 80 hingga 85,9%, dibandingkan dengan sekitar 97% untuk Delta - varian lain yang saat ini dominan di Inggris.
Advertisement