Bukan dari Luar Negeri, Kasus Konfirmasi Nasional COVID-19 Kini Didominasi Transmisi Lokal

Menurut data New All Record Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 1-22 Januari 2022, proporsi kasus didominasi transmisi lokal, tidak lagi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Jan 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2022, 14:00 WIB
Wali Kota Tidore Maluku Utara Positif Tertular Covid-19
Wali Kota Tidore diduga tertular melalui kasus transmisi lokal dari pasien ke 100 yang terkonfirmasi positif sebelum meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta Dalam 4 pekan terakhir, kasus konfirmasi nasional COVID-19 terus naik. Menurut data New All Record Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 1-22 Januari 2022, proporsi kasus didominasi transmisi lokal, tidak lagi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Pada 22 Januari 2022 sebanyak 90,1 persen kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal.

Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk tidak panik tapi tetap harus waspada dan hati-hati.

“Yang perlu kita lakukan yang pertama adalah kita tidak perlu panik tapi harus terus waspada dan hati-hati karena memang laju penularannya tinggi,” kata Budi mengutip keterangan pers, Sabtu (29/1/2022).

“Kita perlu memastikan protokol kesehatan tetap berjalan, memakai masker, mencuci tangan, dan mengurangi kerumunan,” tambahnya.

Simak Video Berikut Ini

Memaksimalkan Protokol Kesehatan

Untuk memaksimalkan protokol kesehatan, data PeduliLindungi boleh dibuka publik sehingga masyarakat bisa melihat lokasi-lokasi mana yang menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Hal ini dapat membantu mengontrol penggunaan PeduliLindungi di fasilitas publik maupun di kantor.

Di samping itu, pemerintah juga terus menggencarkan pelaksanaan surveilans. Karena kasus Omicron semakin banyak, maka tidak semuanya menggunakan metode genome sequencing. Pasalnya, metode genome sequencing akan lebih diarahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasus Omicron.

“Untuk tracing kasus kita akan menggunakan PCR yang lebih cepat dengan S-Gene Target Failure (SGTF) yang bisa mendeteksi Omicron. SGTF sudah kita distribusikan dan akan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah,” kata Budi.

Didukung Vaksinasi

Upaya-upaya di atas harus didukung dengan vaksinasi, lanjut Budi. Pemerintah akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi terutama untuk Lansia.

“Kami juga tekankan karena paling banyak kasus Omicron terjadi di DKI Jakarta dan Jabodetabek, maka dalam 23 minggu ke depan kita akan mempercepat vaksinasi di sana,” tutur Menkes Budi.

Sejalan dengan Budi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kasus yang disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional.

“Dari sini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibandingkan waktu sebelumnya,” kata Luhut.

Data dari berbagai negara menunjukkan, Omicron memiliki risiko perawatan dan juga tingkat kematian yang cukup rendah. Namun, memiliki kecepatan penularan yang tinggi yang menyebabkan jumlah kasus harian meningkat tajam dan berpotensi untuk meningkatkan jumlah perawatan di rumah sakit dalam waktu dekat.

“Dalam seminggu terakhir ini kasus harian terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang kami himpun kasus di Jawa-Bali kami identifikasi bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek,” katanya.

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya