Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog Dicky Budiman meminta masyarakat untuk disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Bukan cuma melindungi diri sendiri tapi juga tenaga kesehatan.
Memang negara telah menjaga melalui penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dan vaksin booster, namun masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan akan menciptakan ketimpangan besar pada jumlah antara tenaga kesehatan dengan pasien yang sakit.
Baca Juga
Hal itu disebabkan karena banyaknya pasien bergejala ringan sampai tidak bergejala, tetap dapat menularkan COVID-19 kepada para tenaga kesehatan yang memberikan perawatan di fasilitas kesehatan.
Advertisement
“Mereka akan terpapar bahkan akan kelelahan. Ini juga terjadi di banyak negara karena Omicron ini,” tegas Dicky yang juga peneliti pandemi and global security health itu mengutip Antara.
Pria yang berdomisili di Australia ini mengungkapkan, di sana banyak orang rela mengantre dari pukul dua dini hari untuk memeriksakan diri di sejumlah laboratorium. Namun, pada jam-jam tertentu tidak ada petugas kesehatan yang melayani karena mereka juga terinfeksi COVID-19.
Supaya hal itu tak terjadi, masyarakat dapat membantu pemerintah menjaga tenaga kesehatan melalui disiplin protokol kesehatan seperti memakai masker tepat di bagian hidung, rajin mencuci tangan menggunakan sabun setidaknya selama 20 detik di bawah air yang mengalir dan menjaga jarak antar sesama sejauh satu sampai dua meter.
Selain tenaga kesehatan, masyarakat juga bisa ikut melindungi sesama yang tidak memiliki pilihan selain beraktivitas di luar rumah melalui menghindari kerumunan dan mengurangi melakukan mobilitas bila tak diperlukan.
“Sebagian dari kita, sebagian masyarakat kita, itu tidak punya pilihan selain harus ada aktivitas keluar rumah, ada aktivitas ekonomi. Karena kalau tidak, mereka tidak bisa mendapat penghasilan. Kita yang bisa, dapat memilih untuk melakukan mitigasi,” kata Dicky.
Infografis Tips Pilih Masker Medis Asli dan Aman Cegah Covid-19
Advertisement