Pasien COVID-19 Dirawat di RS Turun, Strategi Isoman dan Isoter Diharapkan Kurangi Beban Rumah Sakit

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit pada hari ini, Selasa, 8 Februari 2022 lebih rendah dibandingkan kemarin.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 08 Feb 2022, 19:01 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2022, 19:01 WIB
FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 terlihat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit pada hari ini, Selasa, 8 Februari 2022 lebih rendah dibandingkan kemarin.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 8 Februari menunjukkan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit adalah 23,86 persen. Jumlah tersebut lebih rendah dari data Senin (7/2) yang mencapai 24,77 persen.

"Hari ini dari data rumah sakit yang kami terima secara nasional per pukul 15.30 WIB, jumlahnya lebih sedikit dari data rumah sakit sehari sebelumnya. Ini memberikan harapan, kita bisa terus meringankan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan agar efektif menangani pasien bergejala sedang, berat, kritis, dan yang memiliki komorbiditas. Kami perkirakan dengan mengimbau pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan untuk isolasi mandiri dan isolasi terpusat mengurangi hingga 70 persen beban rumah sakit," jelas Nadia.

Kebijakan perawatan rumah sakit diprioritaskan bagi pasien sedang, berat, kritis dan mempunyai komorbiditas diharapkan mampu meringangkan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.

 

Vaksinasi Beri Manfaat Besar

Hingga Minggu (6/2), dari 58 pasien bergejala berat yang dirawat di rumah sakit vertikal Kemenkes diketahui 60 persen pasien di antaranya belum mendapat vaksinasi lengkap. Sementara itu juga tercatat bahwa 356 pasien meninggal, 42 persen memiliki komorbid. Lalu 44 persen dari korban meninggal adalah lansia dan sebagian besar korban (69 persen) belum divaksinasi lengkap.

Dengan melihat data tersebut, Pemerintah menilai sangat efektif bisa pelayanan rumah sakit difokuskan bagi pasien dengan kondisi paling membutuhkan. Diharapkan, dengan semakin banyak pasien kritis bisa ditangani dan terselamatkan, maka rasio kematian akan dapat ditekan hingga seminimal mungkin.

Diketahui pula bahwa gejala Omicron sebagian besar relatif lebih ringan dari gejala varian Delta sebelumnya. Kemungkinan besar menurut diagnosa para ahli memperkirakan karena vaksinasi di Indonesia sudah cukup tinggi.

“Vaksinasi memberikan manfaat besar untuk mencegah pasien dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang sampai berat. Melengkapi vaksinasi COVID-19 memiliki sisi positif yang jauh lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat,” pesan Nadia melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya