Liputan6.com, Jakarta Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui kondom pertama yang dikhususkan untuk seks anal. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penyebaran infeksi menular seksual (IMS).
Seperti diketahui, melakukan hubungan seks anal tanpa kondom memberikan risiko paparan seksual terbesar terkait penularan HIV (human immunodeficiency virus).
Baca Juga
Pejabat FDA mengungkapkan dalam rilisnya, seks anal juga jauh lebih berisiko dibandingkan seks vaginal dalam hal penyebaran infeksi seperti HIV dan HPV (human papillomavirus).
Advertisement
Sebelumnya, Centers for Disease Control (CDC) telah lama menyarankan penggunaan kondom untuk seks anal. Namun, FDA belum menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang aman untuk dilakukan.
"Otorisasi FDA atas kondom yang secara khusus diindikasikan, dievaluasi, dan diberi label untuk seks anal dapat meningkatkan kemungkinan penggunaan kondom selama hubungan seks anal," ujar obgyn FDA, Courtney Lias dikutip Health, Sabtu (5/3/2022).
"Selanjutnya, otorisasi ini juga membantu kami mencapai prioritas untuk memajukan kesetaraan kesehatan melalui pengembangan produk yang aman dan efektif untuk memenuhi kebutuhan populasi yang beragam," tambahnya.
FDA menyebutkan, merek kondom yang disetujui tersebut adalah ONE Male Condom dan diproduksi oleh Global Protection Corp yang berbasis di Boston, Massachusetts.
Perusahaan tersebut sebelumnya memproduksi kondom untuk seks vaginal, namun usai mendapatkan persetujuan FDA, perusahaan satu ini juga memungkinkan untuk memasarkan kondom untuk seks anal.
Perbedaan dengan kondom biasa
Hingga saat ini, perbedaan antara kondom milik ONE Male dengan kondom lainnya berada pada hal perizinan atau otorisasi FDA.
Kondom khusus seks anal ini masih menggunakan lateks dan mirip dengan kondom yang biasa digunakan untuk seks vaginal. Hanya saja, sudah diuji dan disahkan secara khusus untuk seks anal.
"FDA mengharuskan kondom memiliki tingkat kegagalan lima persen atau kurang selama hubungan seks anal. Tapi kondom ONE Male memiliki tingkat kegagalan kurang dari satu persen untuk seks anal," ujar ahli uroginekologi Kimble Center, Alexis May Kimble.
Dengan begitu, kondom khusus seks anal milik ONE Male ini telah menunjukkan efektivitas, keamanan, dan kepercayaan pengguna.
"Ketika kita membandingkannya dengan kondom lain untuk penggunaan yang sempurna, kita berbicara tentang tingkat kegagalan kurang dari dua persen," kata Alexis.
"Kondom lain juga tidak diuji untuk indikasi spesifik seks anal sehingga persetujuan ini sangat signifikan. Penting untuk memiliki produk kesehatan yang telah diuji sebelum digunakan secara luas," tambahnya.
Advertisement