Liputan6.com, Jakarta - Sadar atau tidak sadar, beberapa orang mungkin mengatakan hal yang bisa masuk dalam kategori mom shaming. Baik disengaja atau tidak disengaja, mom shaming berpotensi untuk mengganggu kesehatan mental ibu, terlebih jika dilakukan oleh orang terdekat.
"Mom shaming itu tergantung apa yang disampaikan yang membuat seorang ibu jadi cemas dan bertanya-tanya tentang dirinya. Dari mom shaming, mungkin bisa berubah jadi baby blues, itu bisa saja terjadi," kata psikolog Grace Eugenia Sameve dalam webinar bersama Hansaplast.
Baca Juga
Mom shaming dapat menimbulkan berbagai dampak, seperti cemas, tidak percaya diri, produksi ASI berkurang lantaran ibu stres hingga berpengaruh pada kondisi kesehatan anak.
Advertisement
"Ibu-ibu yang cemas atau stres mempengaruhi kemampuan dia untuk mengasuh anak. Anak-anak itu bisa merasakan kalau ibunya sedang sedih, anaknya jadi ikutan rewel," kata mengutip dari Antara.
Berbagi dengan Orang Lain
Normal jika seorang ibu merasa tidak nyaman dengan komentar orang lain, apalagi jika terkesan menghakimi. Bila tengah menghadapi hal ini bisa berbagi masalah ini dengan orang lain agar tidak meledak pada kemudian hari.
"Kalau kita enggak nyaman dengan itu, kita harus berani mengakuinya. Tidak masalah kalau kita merasa tidak nyaman, kalau dipendam, itu akan jadi bom waktu yang bisa berdampak ke anak juga," katanya.
Grace juga berpesan agar masyarakat memiliki empati yang besar terhadap seorang ibu terkait dengan pilihan melahirkan, masalah menyusui hingga cara pola asuh.
Advertisement