[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama : 4 Hal tentang Hasil Survei Serologi Antibodi COVID-19 di Inggris

Apa itu serologi antibodi COVID-19 dan ada hubungan apa dengan Inggris?

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 20 Mar 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2022, 19:00 WIB
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama. Foto: Doc pribadi.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 14 Maret 2022 Inggris kembali melaporkan hasil survei serologi antibodi COVID-19. Suatu kegiatan yang sudah rutin dilakukan sejak dua tahun yang lalu atau 2020.

Data terbaru periode seminggu sejak 14 Februari 2022 menunjukkan bahwa angka antibodi COVID-19 yang tinggi pada populasi United Kingdom, yaitu 98.4 persen di Inggris, 98.3 persen di Wales, 98.1 persen di Irlandia Utara, dan 98.3 persen di Skotlandia.

Seperti diketahui, survei serologi COVID-19 di Indonesia yang dipublikasikan beberapa hari yang lalu menunjukkan angka 86,6 persen penduduk kita mempunyai antibodi.

 

Arti dari Antibodi COVID-19

Para Penumpang di Stasiun Senen Jalani Swab Antigen
Petugas medis bersiap untuk melayani swab antigen penumpang di Stasiun Senen, Jakarta, Senin (21/12/2020). Penumpang kereta api jarak jauh menunjukkan surat bebas Covid-19 dengan melakukan tes PCR atau tes rapid antibodi yang masih berlaku 14 hari sejak diterbitkan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menarik juga mengetahui apa sebenarnya arti adanya antibodi tinggi pada survei di Inggris ini. Setidaknya dalam empat hal.

Pertama, kini Inggris menggunakan batas 179 ng/ml untuk dinyatakan sebagai positif terpapar Virus Corona. Ini setara dengan nilai 100 BAU/ml standar unit WHO.

Kedua, angka batas ini sudah dinaikkan dari batas sebelumnya yang hanya 42 ng/ml. Maksudnya, supaya memberi interpertasi yang lebih baik.

Hal pertama dan kedua ini menunjukkan pentingnya penentuan batas cut off untuk menyatakan positif.

 

Arti Berikutnya

Melihat Tes Serologi COVID-19 untuk Petugas Medis
Petugas medis diperiksa dengan metode Tes serologi COVID-19 di RS Siloam, Jakarta, Selasa (11/8/2020). Tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab adalah tes untuk mendeteksi antibodi baik Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) terhadap SARS-CoV-2 dalam darah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketiga, dengan batas 179 ng/ml itu artinya kalau positif memberi proteksi 67 persen lebih rendah risiko mendapat infeksi COVID-19 varian Delta, sesudah seseorang mendapat dua kali vaksinasi dengan Pfizer atau AstraZeneca, dibandingkan dengan mereka yang belum divaksin atau belum pernah sakit.

Jadi, inilah arti sebenarnya suatu survei antibodi yang positif yang dilakukan di Inggris. Akan baik kalau diumumkan juga hal serupa dalam bentuk bagaimana interpertasi untuk data kita di Indonesia.

Apalagi kita menggunakan berbagai jenis vaksin di masyarakat.

Hal keempat, yang belum jelas apakah berhubungan dengan hasil survei serologi antibodi mereka yang angkanya tinggi, tetapi jelas kita ketahui bahwa Inggris kasus COVID-19 kini naik lagi.

Tadinya pernah turun dari 219.290 pada 4 Januari 2022 menjadi hanya 31.010 pada 20 Februari 2022, tapi lalu naik tinggi menjadi 170.814 pada 14 Maret 2022.

Penulis : 

Prof Tjandra Yoga Aditama

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit & Kepala BaLitbangkes Kemenkes RI

Infografis Perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, Swab PCR Test

Infografis Perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, Swab PCR Test
Infografis Perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, Swab PCR Test (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya