Tetap Waspada COVID-19, Epidemiolog: Virus Corona Tidak Melemah

Berbeda dengan harapan dan anggapan masyarakat, riset menunjukkan virus Corona penyebab COVID-19 tidak melemah.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Mei 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2022, 11:00 WIB
Rapid Test Gratis Covid-19 di Bundaran HI Jakarta
Petugas medis berjaga saat Rapid Test di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). Rapid test ini dilakukan bertujuan mendeteksi serta memutus rantai penyebaran virus Corona (COVID-19) dan rapid test ini gratis dengan menunjukkan KTP. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan harapan dan anggapan masyarakat, riset menunjukkan virus Corona penyebab COVID-19 tidak melemah.

Hal ini disampaikan ahli epidemiologi Dicky Budiman, menurutnya alih-alih melemah, virus ini malah menguat dan menurunkan efikasi antibodi.

“SARS-CoV2 tidak melemah, bahkan menguat dan menurunkan efikasi antibodi. Vaksinasi, masker, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) penting dijaga,” katanya melalui pesan singkat kepada Health Liputan6.com Senin (30/5/2022).

Ia menambahkan, rata-rata data menunjukkan kekebalan vaksin setelah dua dosis menurun di 4 sampai 6 bulan. Pada dosis ketiga, penurunannya lebih lambat.

“Namun, belum diketahui seberapa cepat (penurunannya) tapi yang jelas dibandingkan 2 dosis, yang 3 dosis itu lebih lambat sehingga semakin kuat arahnya bahwa vaksinasi penuh itu di 3 dosis.”

Pandemi belum berakhir dan virusnya tidak melemah, bahkan varian BA.4, BA.5 terdeteksi bisa menginfeksi lebih serius di paru, lanjutnya. Ada pula karakter dari BA.4 dan BA.2.12.1 yang bisa mereinfeksi walaupun sudah terinfeksi oleh varian Omicron dan sub-varian lainnya. Ini bisa serius dan menandakan bahwa situasi belum aman.

Vaksinasi tiga dosis menjadi sangat penting. Memang sekarang ada pelonggaran-pelonggaran, tapi perilaku hidup bersih sehat itu sudah harus menjadi budaya disertai perbaikan infrastruktur dan penguatan surveilans, dan deteksi harus kita perbaiki.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tidak Lengah

FOTO: Peralihan Pandemi Menuju Endemi
Warga mengenakan masker duduk di kawasan Blok-M, Jakarta, Senin (14/3/2022). Menurut Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro, peralihan pandemi ke endemi tak bisa lepas dari jumlah kasus harian dan angka kematian rendah serta tingkat keterisian RS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selaras dengan Dicky, sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa saat ini kondisi pandemi COVID-19 sudah melandai, aktivitas masyarakat sudah kembali normal, dan ekonomi masyarakat pun mulai bergerak kembali. Namun, Presiden mengingatkan semua pihak untuk tidak lengah agar dapat menjaga momentum pemulihan ini.

“Kita semua tidak boleh lengah, momentum pemulihan ini harus kita jaga. Untuk itu saya meminta masyarakat agar tetap melakukan vaksinasi COVID-19 secara lengkap dua dosis, ditambah vaksinasi booster untuk mencegah penularan,” ujar Presiden dalam keterangannya, dikutip Setkab, Senin (30/05/2022).

Presiden menegaskan bahwa vaksinasi penguat atau booster memiliki peran yang sangat penting. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa vaksinasi penguat dapat meningkatkan kekebalan imunitas hingga dua kali lipat dibandingkan vaksinasi dosis kedua.

“Vaksinasi booster ini juga diperlukan untuk melindungi orang tua dan kelompok masyarakat rentan atau memiliki komorbid dari penularan COVID-19,” imbuhnya.

Menurut Presiden, pemerintah memiliki stok vaksin COVID-19 penguat yang lebih dari cukup. Untuk itu, Presiden meminta masyarakat agar segera memanfaatkan fasilitas vaksin penguat yang disediakan secara gratis tersebut.


Masih Sediakan Fasilitas Karantina

Kejar Capaian Target Vaksinasi
Warga menjalani skrining kesehatan sebelum vaksinasi COVID-19 di Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta, Jumat (10/12/2021). Sebanyak 23 warga Pancoran Buntu II yang termasuk kelas golongan menengah ke bawah menerima vaksin untuk menciptakan kekebalan kelompok. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Presiden juga mengimbau masyarakat untuk tidak pilih-pilih vaksin dan gunakan kesempatan sebaik mungkin.

“Jangan pilih-pilih jenis vaksin karena semua vaksin sama manfaatnya, untuk melindungi kita semua menghadapi pandemi. Mari kita jaga bersama-sama momentum baik ini, agar Indonesia makin pulih, dan ekonomi makin membaik,” katanya.

Jokowi dan pemerintah Indonesia sadar bahwa situasi dunia masih berstatus pandemi COVID-19. Maka dari itu, fasilitas karantina seperti Wisma Atlet Kemayoran Jakarta tetap dipertahankan buka. Hal ini demi berjaga-jaga bila terjadi lonjakan kasus COVID-19.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kebutuhan fasilitas pendukung penanganan COVID-19, khususnya Wisma Atlet tetap dipertahankan meski jumlah pasien yang dirawat terus berkurang drastis.

"Untuk fasilitas-fasilitas pendukung (Wisma Atlet), apabila terjadi lonjakan kasus tentunya akan tetap dipertahankan seperlunya, karena ini masih pandemi global. Tujuannya, untuk mengantisipasi bila ada lonjakan COVID-19 di Indonesia," jelas Wiku saat konferensi pers di Media Center 7th Global Platfrom For Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Nusa Dua Bali, Bali, ditulis Senin (30/5/2022).


Perkembangan Kasus Nasional

Ekspresi Para Lansia Saat Jalani Vaksinasi COVID-19
Petugas memeriksa kesehatan warga lansia sebelum mengikuti vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2021). Vaksinasi untuk Lansia akan dimulai di ibu kota provinsi untuk seluruh provinsi di Indonesia, di prioritaskan di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per 22 Mei 2022, perkembangan nasional tiga pekan lalu, kasus COVID-19 yang bertambah sekitar 1.300 kasus, sedikit mengalami kenaikan menjadi 2.300 kasus. Namun, pekan lalu angkanya kembali menurun pada kisaran 1.500 kasus.

Kenaikan kasus COVID-19 yang sempat terjadi cenderung tidak signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan kasus yang telah dialami pada periode libur panjang sebelumnya.

"Untuk Indonesia dengan kasus terkendali seperti ini, perlu dipertahankan dan tentunya bisa melakukan aktivitas sosial ekonomi lebih produktif lagi," terang Wiku.

"Pada prinsipnya, aktivitas sosial ekonomi bisa dilakukan lebih banyak lagi, contohnya yang sudah kita lakukan acara internasional GPDRR di Bali."

Dari data yang diterima Health Liputan6.com, pasien perawatan COVID-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran (Tower 5, 6 dan 7) pada 30 Mei 2022 pukul 08.00 WIB, berjumlah 14 orang (5 pria, 9 wanita). Semula 14 orang, berkurang nol pasien. Jumlah pasien sejak tanggal 23 Maret 2020 sampai 30 Mei 2022 adalah 164.277 orang.

Di RSDC Wisma Atlet Pademangan (Tower 4, 8, 9 dan 10), jumlah pasien rawat inap sebanyak 117 orang (54 pria, 63 wanita). Semula 100 orang, bertambah 17 orang. Jumlah pasien sejak tanggal 14 Maret 2022 sampai 30 Mei 2022 adalah 6.878 orang.

Pada 28 Mei 2022 pukul 08.00 WIB, pasien perawatan COVID-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran (Tower 5, 6 dan 7) berjumlah 19 org (7 pria, 12 wanita). Semula 19 orang, bertambah nol pasien. Jumlah pasien sejak tanggal 23 Maret 2020 sampai 28 Mei 2022 adalah 164.276 orang.

Di RSDC Wisma Atlet Pademangan (Tower 4, 8, 9 dan 10), jumlah pasien rawat inap sebesar 122 orang (65 pria, 57 wanita) Semula 63 orang, bertambah 59 orang. Jumlah pasien sejak tanggal 14 Maret 2022 sampai 28 Mei 2022 adalah 6.853 orang.

Infografis Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Kamu Sudah Siap?
Infografis Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Kamu Sudah Siap? (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya