Liputan6.com, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan cacar monyet atau monkeypox sudah mencapai 5.322 kasus. Tersebar di 53 negara endemik maupun non endemik cacar monyet.
"Dari 1 Januari sampai 30 Juni tahun ini, hasil tes laboratorium menunjukkan ada 5.322 kasus dan 1 kematian akibat cacar monyet," kata Juru Bicara WHO, Fadela Chaib.
Baca Juga
Dari angka 5 ribuan kasus pada tahun ini, sekitar 85 persen disumbangkan negara-negara Eropa. Baru disusul negara Afrika, Amerika dan Mediterania.
Advertisement
Meski kasus cacar monyet naik drastis, WHO belum menyebut cacar monyet sebagai global health emergency. WHO menyebut kasus cacar monyet saat ini menjadi perhatian.
"WHO terus meminta negara-negara untuk memberi perhatian khusus pada kasus caca monyet agar tidak ada penularan lebih banyak," kata Chaib mengutip Business Standard, Rabu, 6 Juli 2022.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO tteap melakukan pemantauan kasus cacar monyet begitu dekat (extremely closely). Jika ada perkembangan kasus yang signifikan bakal diadakan pertemuan lagi.
Hingga kini WHO baru mengadakan satu kali pertemuan membahas isu cacar monyet yang menyebar begitu cepat di negara-negara non endemik Afrika Barat dan Tengah.
Kasus Terbanyak pada Pria Gay dan Biseksual
Mayoritas kasus monkeypox yang dikonfirmasi saat ini terjadi pada laki-laki. Sebagian besar kasus ini terjadi pada gay, biseksual, dan laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki di daerah perkotaan.
Cacar monyet pada umumnya ringan. Namun, dilaporkan juga ada beberapa rawat inap. Ada satu kematian pada individu dengan gangguan kekebalan dilaporkan, kata WHO.
Advertisement
Cacar Monyet Mulai Serang Kelompok Anak
Kabar kurang sedap dari kasus cacar monyet adalah penyakit ini mulai menyerang anak. Dua anak di Inggris positif terjangkit cacar monyet atau monkeypox. Tengah diselidiki juga laporan kasus pada anak di Spanyol dan Prancis.
Dari laporan yang ada, anak-anak tersebut mengalami gejala yang tidak parah. Meski tidak dijelaskan secara detail gejala yang dialami anak-anak itu.
Melihat penularan cacar monyet yang tidak hanya pada orang dewasa, WHO mengingatkan bahwa kelompok berisiko lain bisa terpapar cacar monyet. Seperti ibu hamil dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh.
"Saya khawatir tentang penularan yang berkelanjutan dari cacar monyet. Hal ini menunjukkan virus cacar monyet ini bisa menular ke kelompok berisiko tinggi termasuk anak-anak, orang yang hamil, dan mereka dengan gangguan kekebalan tubuh," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Penularan berkelanjutan yang dimaksud Tedros adalah ketika penyakit dapat mudah menular dari satu orang ke orang lain dalam populasi seperti mengutip CBC News beberapa waktu lalu.
Indonesia Siapkan 2 Lab
Hingga saat ini belum ada kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia.
Sebagai bentuk kewaspadaan, pemerintah telah menyiapkan 2 laboratorium rujukan pemeriksaan monkeypox.
Kedua laboratorium tersebut yakni:
-Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) di Jalan Lodaya II No. 5 Bogor, 16151.
-Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati di Kompleks Pergudangan Kemenkes Gedung 01, Jalan Percetakan Negara II No. 23, Jakarta, 10560.
“Jadi di dua tempat ini dipusatkan untuk mendeteksi apabila ada dugaan kasus monkeypox,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril.
Advertisement