Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi PeduliLindungi erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia sejak pandemi COVID-19 melanda.
Mengingat pandemi mulai melandai dan akan berganti menjadi endemi, apakah aplikasi PeduliLindungi ini akan tetap digunakan?
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Hasil Liga Inggris Aston Villa vs Manchester City: Tumbang 1-2, Keruntuhan Pasukan Pep Guardiola Berlanjut
Timnas Indonesia Harus Panen Gol saat Melawan Filipina di Laga Akhir Grup B Piala AFF 2024, Tak Sekadar Raih 3 Poin
Terkait hal ini, Chief of Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Setiaji menjelaskan bahwa PeduliLindungi kini tengah dalam masa transisi untuk menjadi SatuSehat.
Advertisement
"Jadi kita sedang mentransisi PeduliLindungi menjadi SatuSehat. Kita akan launcing mudah-mudahan 28 Februari menjadi SatuSehat," ujar Setiaji dalam peluncuran White Paper Genomics: Leapfrogging Into the Indonesian Healthcare Future oleh East Ventures di Jakarta pada Kamis (16/2/2023).
Transisi PeduliLindungi menjadi SatuSehat bertujuan memperluas fungsi aplikasi tersebut sehingga tidak hanya bisa digunakan untuk COVID-19.
"Artinya akan lebih luas bukan hanya COVID-19 tapi seluruh penyakit juga akan ter-cover di sana," Setiaji menambahkan.
Jangan Uninstall PeduliLindungi
Oleh sebab itu, Setiaji mengimbau masyarakat untuk tidak menghapus (uninstall) aplikasi tersebut di gawai masing-masing.
"Kita akan ubah menjadi SatuSehat dan diharapkan tidak perlu di-uninstall karena nanti banyak manfaatnya. Salah satunya nanti kita akan persiapkan juga untuk mengumpulkan poin. Kalau jalan kaki 5.000 langkah nanti dapat poin, bisa ditukar dengan vitamin," ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga bisa mengakses riwayat kesehatan atau medical record.
"Termasuk ibu-ibu dan keluarganya nanti bisa akses medical record. Ibu-ibu juga bisa akses vaksin (imunisasi) anaknya, itu kan sangat bermanfaat. Nah itu akan ada di aplikasi SatuSehat,” ujar Setiaji.
Keamanan Data?
Di samping medical record dan informasi soal imunisasi anak, aplikasi SatuSehat juga mencakup soal stunting.
"Itu (stunting) masuk di sana (SatuSehat) dan kita sedang me-roll out di Jakarta dan Jawa Barat. Dan kita sudah menggunakan dua versi, satu berbasis Whatsapp dan satu lagi yang aplikasi. Itu akan masuk langsung by name, by address," ujarnya.
Terkait keamanan datanya, Setiaji mengatakan bahwa semua sedang dipersiapkan oleh Kementerian Kesehatan.
"Untuk keamanan data kita sudah melakukan persiapan seperti asesmen BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), mulai dari tata kelola dan lain sebagainya," katanya.
Pihak Setiaji juga sedang memastikan infrastruktur aplikasi dan hal lainnya terkait aplikasi tersebut aman untuk digunakan.
Advertisement
Terkait SatuSehat
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin resmi meluncurkan platform kesehatan terintegrasi SatuSehat. Awalnya, aplikasi ini diberi nama Indonesia Health Services (IHS).
Menurut Budi, SatuSehat adalah salah satu perwujudan dari program transformasi kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan.
“Jadi memang kita rujukan roadmap transformasi teknologi informasi kesehatan itu di bulan Desember 2021, nah itu ada beberapa program di dalamnya. Tapi secara garis besar ada program yang mengintegrasikan data, jadi seperti ini (program SatuSehat) adalah salah satu contohnya,” kata Budi kepada wartawan usai peluncuran Satusehat di Jakarta Selatan, Selasa 26 Juli 2022.
Menyederhanakan Aplikasi Kesehatan
Budi menambahkan, SatuSehat merupakan upaya menyederhanakan aplikasi kesehatan yang ada saat ini.
“Kita mau sederhanakan aplikasi yang ada, jadi kita akan lebih fokusnya ke platform aja. Kita mau membangun ekosistem informasi. Jadi gimana start up bisa masuk, nah itu rencananya sudah ada di sana sampai tahun 2024.”
Aplikasi ini juga terintegrasi dengan apotek hingga 32 rumah sakit di berbagai daerah serta PeduliLindungi. Menkes juga memiliki target untuk menyatukan 32 rumah sakit daerah, puskesmas, laboratorium, dan apotek untuk terintegrasi di akhir 2023.
Budi mengatakan bahwa tak ada kendala berarti dalam menjalankan pilot project ini.
“So far yang saya dengar, di pilot project ini mudah. Ini kan relatif RS-RS yang teknologinya bagus. RS itu variasinya besar sekali, jadi mungkin nanti kita akan cari RS yang tidak memiliki sistem informasi yang baik, kita kasih alternatif yang lebih sederhana,” katanya
Advertisement