Liputan6.com, Jakarta - Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun,
telah wafat pada pagi ini, Selasa, 2 Mei 2023, Dr Achmad Sujudi yang merupakan Menteri Kesehatan di era Kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Kabinet Persatuan Nasional 1999 – 2001) dan Presiden Megawati Soekarnoputri (Kabinet Gotong Royong 2001 – 2004).
Baca Juga
Saya pertama kali bertemu beliau waktu saya sebagai dokter spesialis Paru FKUI memberi ceramah tentang tuberkulosis di Bengkulu, mungkin sekitar tahun 1995. Ketika itu Dr Sujudi adalah Direktur RSUD Bengkulu. Saya ingat ditraktir makan oleh beliau.
Advertisement
Kariernya di bidang perumahsakitan terus berkembang, hingga kemudian Dr Sujudi diangkat menjadi Direktur RSUP Dr Sardjito di Yogyakarta.
Ketika saya sudah bertugas sebagai Direktur Medik di RSUP Persahabatan, maka beberapa kali bertemu Dr Sujudi dalam forum pertemuan manajemen rumah sakit, yang di tahun 1990-an memang sedang kita kembangkan pesat di Indonesia.
Dr Sujudi amat menguasai tentang manajemen rumah sakit, baik berdasarkan pengalaman di lapangan maupun juga memang pernah mengikuti pendidikan manajemen rumah sakit di University of New South Wales, Sydney, Australia.
Sesudah itu, Dr Sujudi dipromosikan menjadi Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Departemen (ketika itu memang namanya masih Departemen, sekarang berubah jadi Kementerian) Kesehatan, dan kembali saya beberapa kali bertemu beliau, khususnya dalam aktvfitas pengendalian tuberkulosis di Indonesia.
Perhatian Dr Sujudi pada Penanganan Tuberkulosis
Dr Sujudi memberi perhatian tinggi pada penanggulangan tuberkulosis, yang ketika itu Indonesia adalah penyumbang kasus nomor tiga terbanyak di dunia. Bahkan pada tahun 2022, tuberkulosis menduduki nomor dua di dunia.
Puncak perhatiannya adalah ketika Dr Sujudi diangkat sebagai Menteri Kesehatan RI dan beliau membentuk Gerakan Terpadu Nasional (Gerdunas) TB pada 24 Maret 1999. Ini adalah cikal bakal kemitraan TB Indonesia, dimana saya menjadi Ketua Tim Pakarnya ketika itu.
Dengan Gerdunas yang diprakarsai Menkes Dr Sujudi ini maka pendekatan DOTS (directly observed treatment short course) TB dilaksanakan di seluruh Puskesmas di negara kita, dan kemudian dilakukan inisiasi DOTS di Rumah Sakit. Selanjutnya dilakukan intensifikasi strategi DOTS dengan peningkatan kualitas.
Kini kemitraan terus berkembang luas dengan berbagai bentuk pola PPP (“public private partnership”) tuberkulsosis.
Dalam beberapa tahun terakhir ini Dr Sujudi juga aktif dalam Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
Selamat jalan Pak Sujudi, darma bakti beliau akan selalu dikenang bagi kesehatan bangsa Indonesia.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara/Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit/Mantan Kabalitbangkes Kemenkes RI
Advertisement