Liputan6.com, Jakarta Hari Palang Merah Internasional jatuh pada 8 Mei setiap tahunnya. Tahun ini, tema yang diusung yakni “Everything we do comes #fromtheheart” atau “Semua yang kami lakukan berasal #darihati."
Menyambut hari tersebut, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo turut mengucapkan selamat.
Baca Juga
“Selamat memperingati Hari Palang Merah Internasional kepada seluruh masyarakat khususnya di Indonesia,” mengutip keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (5/5/2023).
Advertisement
Bambang pun mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) dalam melaksanakan tupoksinya. Baik di dalam maupun di luar negeri dengan semangat kemanusiaan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.
Tak lupa dia meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk saling mendukung kegiatan dan program-program yang dilakukan oleh Palang Merah, utamanya PMI.
“Seperti dalam menyiapkan stok darah untuk kegiatan donor darah, termasuk berpartisipasi dalam memberikan bantuan jika terjadi bencana dan memberikan bantuan berupa obat-obatan serta bantuan lainnya,” kata Bambang.
Dalam keterangan yang sama, Bambang meminta PMI bersama Pemerintah Daerah memberikan sosialisasi gerakan palang merah. Dan mengajak semua masyarakat untuk terus menumbuhkan jiwa kemanusiaan.
“Di antaranya seperti menolong korban bencana alam, donor darah, dan menumbuhkan karakter pada generasi muda melalui palang merah remaja.”
Harapan Bamsoet dalam Peringatan Hari Palang Merah 2023
Pria yang karib disapa Bamsoet ini juga menyampaikan harapannya di momen peringatan Hari Palang Merah Internasional.
Ia berharap agar seluruh masyarakat bersama PMI dapat bergerak melakukan tindakan nyata dari hati untuk membantu orang-orang di sekitar yang membutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Serta bergerak cepat dalam memberikan bantuan penanganan bagi masyarakat yang membutuhkan,” katanya.
Advertisement
Sejarah Hari Palang Merah Internasional
Melihat sejarahnya, Hari Palang Merah Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 1948.
Tanggal ini dipilih mengingat Pendiri Komite Palang Merah Internasional Henry Dunant lahir pada tanggal dan bulan yang sama, tepatnya 8 Mei 1828. Tokoh ini adalah salah satu penerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Perayaan Hari Palang Merah Internasional dilakukan untuk menghormati dan menandai keyakinan dan prinsip Palang Merah Internasional dan Gerakan Bulan Sabit Merah.
Hari tersebut menandai kontribusi para sukarelawan dan pekerja yang bekerja terus menerus dan memastikan penyediaan fasilitas dasar bagi individu yang membutuhkan, seperti dilansir dari First Post.
Sejarah Palang Merah Indonesia
Di Indonesia, PMI sudah mulai berdiri sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai). Namun dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah.
Rancangan itu pun disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional. Sayangnya, upaya itu kembali mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Melansir laman resmi PMI Medan, 17 hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.
Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5. Panitia ini terdiri dari:
- dr R. Mochtar (Ketua)
- dr. Bahder Djohan (Penulis)
- dr Djuhana (Penulis)
- dr Marzuki, dr. Sitanala (Anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Kinerja tersebut, membuat PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950.
PMI pun menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959. Kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963. Kini, jaringan kerja PMI tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Advertisement