7 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Kulit, Peradangan hingga Picu Penuaan Dini

Peradangan hingga penuaan dini dapat terjadi akibat dampak polusi udara bagi kesehatan kulit

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Jun 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 13:00 WIB
7 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Kulit, Peradangan hingga Picu Penuaan Dini
Ini 7 dampak polusi udara bagi kesehatan kulit. Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas udara yang buruk dapat memengaruhi kesehatan kulit. Hal ini disampaikan dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik Arini Astasari Widodo.

“Tingkat polusi udara yang tinggi memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan kulit,” kata Arini kepada Health Liputan6.com melalui keterangan pers, Rabu (14/6/2023).

Maka dari itu, dokter lulusan Harvard University ini menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh polusi udara terhadap kulit. Mengingat, kulit adalah organ penting pada tubuh manusia. Kulit juga disebut sebagai organ terluas dan terluar.

“Kulit merupakan barrier pertama dari tubuh kita yang akan terkena dampak polusi yang pertama.”

Arini menambahkan, polusi seperti partikulat zat halus dapat menembus jauh ke dalam kulit, memicu stres oksidatif dan peradangan. Partikel-partikel polutan yang terdapat di udara juga dapat menyebabkan peradangan, iritasi, dan berbagai jenis gangguan kesehatan kulit lainnya.

Masalah Kulit yang Bisa Timbul Akibat Polusi

Konsultan medis dari Dermalogia Klinik ini menjelaskan bahwa kulit yang terpapar dengan polutan seperti partikel debu, gas buang kendaraan bermotor, dan polutan industri dapat mengalami:

  • Peningkatan kekeringan.
  • Peradangan.
  • Kepekaan yang mengarah pada munculnya eksaserbasi (perburukan) pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya karena peningkatan sensitivitas kulit.
  • Memperburuk kondisi kulit yang sudah ada seperti jerawat, eksim, dan rosacea.
  • Paparan polusi udara terus-menerus juga dapat menyebabkan peningkatan risiko perubahan pigmentasi kulit, seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini dapat mempermudah timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit yang terpapar secara langsung dengan polutan.

Polusi Udara Ganggu Fungsi Penghalang Alami Kulit

7 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Kulit, Peradangan hingga Picu Penuaan Dini
Kualitas udara yang buruk dapat memengaruhi kesehatan kulit. Hal ini disampaikan dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik Arini Astasari Widodo. (merdeka.com/Arie Basuki)

Tak berhenti di situ, paparan polutan seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan senyawa organik volatil (VOC) dapat mengganggu fungsi penghalang alami kulit.

Hal ini mengganggu kemampuannya untuk menjaga kelembaban, menyebabkan kulit kering, iritasi, dan rentan terhadap kerusakan lebih lanjut dari faktor eksternal.

Picu Penuaan Dini

Kualitas udara yang buruk juga berkontribusi pada peningkatan risiko penuaan dini dan kerusakan kulit, tambah Arini.

Polutan udara, seperti partikel halus (PM2.5) dan polutan oksidatif, dapat merusak kolagen dan elastin dalam kulit, menyebabkan keriput, garis halus, dan kehilangan kekencangan kulit.


Pendekatan Komprehensif dalam Mengatasi Masalah Kulit Akibat Polusi

7 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Kulit, Peradangan hingga Picu Penuaan Dini
Kualitas udara yang buruk dapat memengaruhi kesehatan kulit. Hal ini disampaikan dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik Arini Astasari Widodo. (Image by Freepik)

Untuk itu, Arini menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi dampak polusi pada kesehatan kulit.

Pendekatan komprehensif ini meliputi rutinitas perawatan kulit yang mencakup:

  • Membersihkan kulit.
  • Melembabkan kulit.
  • Melindungi kulit dari faktor-faktor di lingkungan.
  • Membersihkan kulit secara teratur terutama di lingkungan perkotaan.
  • Membantu menghilangkan polutan yang terakumulasi pada kulit.
  • Menjalani perawatan kulit yang dapat melindungi barrier (penghalang/pelindung) kulit.
  • Penggunaan produk yang kaya antioksidan dapat memberikan pertahanan terhadap efek merugikan polusi dengan membantu dalam menetralkan radikal bebas dan mengurangi peradangan.

Kualitas Udara di Jakarta

Polusi Udara pengaruhi kesehatan kulit
Kualitas udara yang buruk dapat memengaruhi kesehatan kulit. Hal ini disampaikan dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik Arini Astasari Widodo. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menjaga kualitas kulit menjadi penting lantaran kualitas udara di beberapa wilayah Indonesia tidak terlalu baik. Misalnya di DKI Jakarta.

Jakarta saat ini menghadapi masalah serius dengan kualitas udara yang sangat buruk. Data IQAir pada Minggu, 11 Juni 2023, menunjukkan bahwa tingkat pencemaran udara di ibu kota mencapai angka 167, masuk dalam kategori tidak sehat. Hal ini menjadikan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk ketiga di dunia.

Salah satu indikator utama dari polusi udara adalah konsentrasi partikel PM2.5 (partikel udara berukuran 2,5 mikron). Dalam hal ini, konsentrasi PM 2.5 di Jakarta mencapai 46,1 µg/m³.

Angka ini menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta 9,2 kali lipat di atas nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya