Liputan6.com, Jakarta Berkunjung ke kota Solo, Jawa Tengah, tak lengkap rasanya jika belum mampir mencicipi serabi. Sejak puluhan tahun lalu, serabi menjadi salah satu kudapan paling terkenal di Solo hingga kerap dijadikan oleh-oleh.
Berbeda dengan jenis serabi lain, serabi di Solo cenderung lebih pipih. Adapun beberapa pilihan tempat makan serabi yang populer di Solo, termasuk Serabi Notosuman Nyonya (Ny) Lidia.
Baca Juga
Menurut keterangan penerus Serabi Notosuman dari generasi keempat, Yohanes Krismanto, Serabi Notosuman Ny Lidia sudah ada sejak tahun 1923. Artinya, sudah sejak sekitar 100 tahun lalu Serabi Notosuman didirikan oleh pasangan Hoo Ging Hok dan Tan Giok Lan.
Advertisement
"Bahan utama yang kita pakai itu beras, karena memang pada zaman itu, beras mudah ditemukan. Ada juga gula dan untuk topping atasnya kita pakai santan. Itu saja tiga bahan utama yang dipakai," ujar Yohanes saat acara Jelajah Gizi 2023 di Solo, Jawa Tengah bersama Danone Indonesia dan Citilink ditulis Sabtu, (19/8/2023).
Kandungan Gizi Serabi
Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ir Ahmad Sulaeman yang turut hadir mengungkapkan bahwa serabi menjadi pangan lokal khas Solo yang dapat dinikmati dan punya kandungan gizi.
"Serabi utamanya terbuat dari karbohidrat karena dari tepung beras. Jadi ini sebagai sumber energi. Kandungan kalorinya berkisar antara 250-300 per 100 gram. Jadi hati-hati ya (tinggi kalori), secukupnya saja," kata Ahmad.
"Makannya jangan banyak-banyak karena ingat, tidak ada satu pun makanan yang tunggal bisa mencukupi kebutuhan kita. Jadi ini (serabi) kalorinya oke, karbohidrat 44 gram. Proteinnya lumayan karena protein beras kan tinggi, dia bisa mengandung sekitar 5 gram. Lemak mungkin 4 persen," sambungnya.
Ada Kandungan Fosfor dan Kalsium dalam Sebuah Serabi
Lebih lanjut Ahmad mengungkapkan bahwa serabi turut memiliki kandungan fosfor dan kalsium sekitar 20 miligram. Hanya saja, peran utamanya masih tetap sebagai sumber karbohidrat.
"Ada fosfor, kalsium mungkin 20 miligram, ada sedikit. Tapi ini (serabi) lebih utama adalah sumber karbohidrat dan sumber energi saja," ujar Ahmad.
Menurut Ahmad, serabi bisa melengkapi kebutuhan protein harian orang dewasa sekitar 10 persen. Sisanya, kebutuhan protein bisa dikombinasikan dengan pilihan makanan lain.
"Kalau makan serabi 100 gram, kebutuhan protein kita bisa 10 persennya (terpenuhi). Kalau orang dewasa butuh (protein) 55-60 gram per hari," kata Ahmad.
Advertisement
Serabi Tetap Nikmat meski Dibuat Tanpa Banyak Topping
Yohanes menambahkan, ada pula yang mempertanyakan mengapa Serabi Notosuman tidak menggunakan topping buah-buahan dan menyediakan pilihan rasa yang lain. Seperti menggunakan buah, misalnya.
Ternyata, topping lain dapat memengaruhi kualitas serabi. Belum lagi, santan yang ada di atas Serabi Notosuman harus dijaga agar tidak cepat basi.
"Kita pernah coba dengan berbagai macam rasa, terutama buah. Ada kelemahannya ternyata. Kalau buah lebih mudah berair karena kena santannya. Jadi kelemahannya untuk buah itu sih," ujar Yohanes.
"Banyak yang suka mereka bawa durian sendiri, kita olah, langsung diproses," kata Yohanes sambil menjelaskan.
Sekilas tentang Serabi Notosuman
Serabi Notosuman dipercaya menjadi pelopor serabi di kota Solo. Dahulu, Ny Hoo Ging Hok diketahui hanya berjualan kue apem.
Namun, ada tetangga yang meminta dirinya untuk membuat kue apem dalam bentuk pipih.
Kue apem dalam bentuk pipih itu kemudian lebih terlihat seperti serabi. Dari sanalah, banyak yang menyebutnya sebagai serabi.
Kini, Serabi Notosuman tersedia dengan dua rasa yakni original dan coklat.
Advertisement