Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah telah menerbitkan kewaspadaan dini terkait merebaknya kasus virus Nipah di India.
"Virus Nipah yang merebak di India bukanlah virus baruu. Virus ini telah ada sejak puluhan tahun lalu," ujar Nadia di Jakarta, Jumat (29/9), dilansir Antara.
Baca Juga
Ciri Kolesterol Naik yang Muncul di Kaki, Ini 6 Tanda yang Harus Diwaspadai
6 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Apa Saja? Cara Alami Menurunkan Kolesterol dan Gula Darah
PSSI Cari Pengganti Maarten Paes untuk Timnas Indonesia, Pertimbangkan Emil Audero Jika Lolos ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Meski penyakit tersebut belum terdeteksi di Indonesia, ada langkah antisipasi yang bisa dilakukan. Diantara antisipasi yang bisa dilakukan yaitu tidak mengonsumsi nira atau aren langsung dari pohonnya. Ini karena kelelawar bisa mengontaminasi sadapan cairan manis yang diperoleh dari batang tanaman seperti tebu, sorgum, mapel, atau getah tandan bunga pada malam hari.
Advertisement
"Oleh karenanya perlu dimasak sebelum dikonsumsi," kata Nadia.
Hindari Kontak Langsung dengan Hewan Ternak yang TerinfeksiÂ
Selain itu, Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menghindari kontak dengan hewan ternak seperti babi, kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Jika terpaksa harus melakukan kontak, Nadia mengatakan perlu menggunakan alat pelindung diri guna mencegah kontak langsung dengan organ tubuh.
"Selain itu, konsumsi daging ternak secara matang, cuci dan kupas buah secara menyeluruh, buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar," jelas Nadia.
Tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, diimbau agar menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi virus Nipah dengan benar.
"Bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus digunakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus Nipah," kata Nadia.
Â
Belum Ada Pengobatan Spesifik untuk Penyakit Virus Nipah
Hewan yang terinfeksi virus Nipah, ujar Nadia, tidak boleh dikonsumsi. Masyarakat pun diimbau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur dan menjaga etika bersin.
Apabila mengalami gejala berkaitan dengan penyakit virus Nipah dan berinteraksi dengan hewan atau pasien yang terinfeksi, langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat guna memeriksakan diri.
"Apabila terdiagnosis penyakit virus Nipah, dokter atau tenaga kesehatan akan menentukan mekanisme pengobatan yang diperlukan seperti terapi suportif dan simtomatik untuk meredakan gejala yang dialami," ungkap Nadia.
Hingga saat ini, kata Nadia, belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Nipah, namun gejalanya bisa dideteksi secara dini.
Â
Advertisement
Gejala Infeksi Virus Nipah
Individu yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala bervariasi, dari tanpa gejala atau asimtomatis, infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat hingga ensefalitis fatal.
"Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan," katanya.
Gejala juga dapat diikuti pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis nalin yang menunjukkan ensefalitis akut.
"Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat," kata Nadia.
Pada kasus berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan bisa berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.
"Angka fatalitas yang tinggi dikarenakan gejala yang tidak khas di awal sakit. Angka kematiannya berkisar 40-75 persen," lanjutnya.
Hingga saat ini diketahui belum tersedia vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit akibat virus Nipah.
Â