Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak faktor yang menyebabkan produktivitas seseorang menurun, beberapa di antaranya adalah stres, sulit tidur, dan tubuh merasa lesu.
Bila ini tengah terjadi sama kamu, Chairman Herbalife Nutrition Institute, David Heber, menyarankan untuk segera memutuskan hubungan dengan teknologi dan beralih untuk terhubung dengan alam. Mendaki gunung salah contoh yang bisa kamu coba.
Baca Juga
Menurut David, ketika manusia terhubung dengan alam, otak akan memberi waktu istirahat yang sangat dibutuhkan. Dan, mendaki gunung adalah cara yang baik mendapatkan udara segar, terutama jika kamu tinggal di perkotaan.
Advertisement
Lebih lanjut David, mengatakan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mendaki gunung dan melakukan aktivitas luar ruangan lainnya bermanfaat dalam menudukung kesehatan secara menyeluruh.
Mendaki Gunung Bersama Teman
Olahraga mendaki gunung dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental, tapi studi terbaru menemukan pengaruh positif bergabung dengan kelompok berolahraga terhadap pencapaian tujuan.
National Institutes of Health meninjau berbagai studi yang menghubungkan manfaat dukungan sosial dengan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.
"Mendaki alam secara teratur memperkuat jantung, paru-paru, otot, serta pikiran kita. Dan, pergi bersama teman juga dapat memberikan manfaat kesehatan," kata David dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com baru-baru ini.Â
"Jadi, saat kamu mencapai puncak bukit di akhir jalan berdebu, berhentilah sejenak untuk mengagumi pemandangan dan hargai semua yang kamu lakukan untuk kesehatan dan kebahagiaan Anda," dia menambahkan.
Dan, berikut manfaat mendaki gunung untuk kesehatan yang harus kamu tahu, seperti yang diungkap David.
Â
1. Mendaki Gunung Tingkatkan Kepadatan Tulang
Mendaki gunung adalah jenis latihan yang membebani berat badan, yang berarti tulang dan otot kamu bekerja lebih keras melawan gravitasi.
David, mengatakan, ini membantu tubuh kamu membangun atau mempertahankan kepadatan tulang, yang sangat penting saat kita menua.
Studi menunjukkan bahwa kepadatan tulang menurun sekitar satu persen setiap tahun setelah usia 40 tahun.
Beraktivitas di luar ruangan untuk mendaki gunung menghasilkan respons positif dalam membantu memperlambat penurunan ini.
CDC, kata David, juga merekomendasikan 30 menit latihan fisik seperti berjalan cepat lima hari seminggu.
Sebagai bonus tambahan, mendaki di alam terbuka memberi kamu dosis Vitamin D dari paparan sinar matahari.
Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium, yang kita butuhkan untuk kesehatan tulang.
Â
Â
Advertisement
2. Mendaki Gunung Meningkatkan Kualitas Tidur
Â
Mendaki jarak jauh di alam tidak hanya dapat menginspirasi tidur pemulihan setelah mendaki, tapi penelitian terbaru menyarankan bahwa ini juga dapat meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan.
Dalam sebuah studi tahun 2017 yang dipublikasikan dalam Current Biology, peneliti Kenneth Wright dari University of Colorado Boulder mengukur siklus tidur subjek sebelum dan selama perjalanan berkemah akhir pekan.
Selama perjalanan, ketika subjek hanya terpapar cahaya alami (tanpa elektronik), kadar melatonin mereka meningkat, dan jam biologis internal mereka bergeser lebih awal.
Studi ini menunjukkan bahwa berada di alam membantu kita beralih ke siklus tidur alami.
Â
Â
3. Mendaki Gunung Meningkatkan Kebahagiaan
Â
Dijelaskan David bahwa pada dasarnya olahraga merangsang pelepasan endorfin --- zat kimia dalam otak yang memicu perasaan positif.
Mendaki gunung salah satu kegiatan yang diyakini dapat meningkatkan mood kita bahkan lebih daripada berjalan biasa di lingkungan sekitar.Â
Peneliti dari Stanford University, Gregory Bratman, memberikan 60 orang pilihan antara berjalan 50 menit di hutan atau berjalan di jalan beraspal.
Hasil menunjukkan bahwa mereka yang berjalan di alam mengalami lebih sedikit kecemasan dan pemikiran berlebihan, serta lebih banyak emosi positif dibandingkan dengan mereka yang berjalan di lingkungan perkotaan.
Ingin sedikit kebahagiaan ekstra? Mendakilah bersama satu atau dua orang teman.
Interaksi sosial, kata David, terutama dengan orang-orang yang memiliki ikatan kuat adalah unsur penting bagi kebahagiaan dan kesejahteraan.
Â
Advertisement
4. Melawan Depresi
Vitamin D dari alam terbuka yang cerah yang sangat penting untuk kesehatan tulang juga melawan depresi.
Menurut tinjauan kritis dari 61 studi, terdapat korelasi antara depresi dan kekurangan vitamin D.
Mereka yang memiliki kadar vitamin D terendah memiliki risiko depresi yang lebih tinggi, dan mereka yang depresi memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah.
Gejala kekurangan vitamin D meliputi:
- Kelelahan
- Gampang sakit
- Penyembuhan luka yang lambat pada tulang dan/atau nyeri otot
- Depresi
Seseorang yang mengalami perbaikan substansial dalam gejala depresi setelah menerima perawatan kekurangan vitamin D.
Dalam sebuah studi lain, jelas David, peneliti Stanford menemukan bahwa subjek yang berjalan di alam selama 90 menit mengalami peningkatan aktivitas di korteks prefrontal subgenual --- area otak yang terkait dengan depresi dan kecemasan saat dinonaktifkan.
Temuan ini menunjukkan bahwa mendaki di alam berdampak positif pada mood.