RSHS Siapkan Layanan Konseling dan Rawat Inap untuk Peserta Pemilu 2024 yang Alami Gangguan Jiwa

Menurut Dokter Spesialis Jiwa RSHS Bandung, Santi Andayani, dua pelayanan itu disiapkan untuk memfasilitasi berbagai tingkatan pelayanan kesehatan jiwa.

oleh Arie Nugraha diperbarui 14 Des 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2023, 19:00 WIB
RS Hasan Sadikin Bandung
RS Hasan Sadikin Bandung

Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyiapkan layanan konseling dan rawat inap gangguan kejiwaan untuk peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, terutama calon legislator (caleg) yang gagal lolos.

Menurut Dokter Spesialis Jiwa RSHS Bandung, Santi Andayani, dua pelayanan itu disiapkan untuk memfasilitasi berbagai tingkatan pelayanan kesehatan jiwa.

"Karena kami sedang mempersiapkan layanan rawat inap (pasien pemilu), jika memang ada kasus dengan gangguan jiwa berat, mungkin kita akan bekerja sama dengan rumah sakit di sekitar Rumah Sakit Hasan Sadikin ini yang memang memiliki fasilitas perawatan jiwa," ujar Santi, Bandung, Kamis, 14 Desember 2023.

Santi mengatakan untuk pasien gangguan jiwa dengan gejala yang tidak terlalu tampak seperti sering marah dan mengamuk serta kondisi fisik tidak prima dapat pula dirawat dirumah sakit.

Santi pun menjelaskan, keluhan kondisi fisik tidak prima penderita gangguan jiwa itu seperti tidak bisa tidur, nyeri ulu hati dan sakit badan.

"Bagi mereka yang enggan berkonsultasi secara langsung dengan alasan rumah sakitnya ramai, privasi, saya takut ketahuan sama orang lain, Rumah Sakit Hasan Sadikin juga memberikan layanan telekonsultasi. Tidak dengan HP tapi dengan aplikasi yang dimiliki Rumah Sakit Hasan Sadikin ini," kata Santi.

Santi menerangkan dalam telekonsultasi ini dokter melakukan wawancara dan penilaian pasien juga dilakukan di layanan tersebut.

Nanti diputuskan pasien menjalani rawat jalan atau rawat inap sesuai dengan hasil dari telekonsultasi tersebut.

"Pada masa Pemilu ini tidak hanya dampak mereka yang gagal, tapi kami juga memberikan layanan untuk persiapan persyaratan. Artinya kita melakukan penilaian kesehatan jiwa yang merupakan salah satu persyaratan menjadi calon anggota legislatif," ucap Santi. 

 

 

 

 

Penyebab Caleg Alami Gangguan Jiwa

Santi mengatakan penyebab caleg mengalami gangguan jiwa, di antaranya tidak siap dengan konsekuensi jika yang bersangkutan mengalami kekalahan.

Padahal, Santi menjelaskan dalam sebuah pertandingan atau lomba sekalipun, siapapun harus siap kalah atau gagal.

"Mereka tidak pernah mengukur risiko kegagalannya seperti apa. Kematangan persiapannya seperti apa. Kalau berlomba kan tidak hanya kesiapan fisik yang diperlukan, tetapi juga mental," tukas Santi.

Pada Pemilu 2019 lalu, Santi menyebutkan RSHS tidak melakukan rawat inap peserta Pemilu yang terganggu kejiwaannya.

Karena banyak peserta pemilu yang terganggu kejiwaannya dirawat di fasilitas kesehatan lainnya di RSHS.

"Seperti yang tadi saya katakan tidak hanya menampilkan gangguan jiwa sepenuhnya seperti marah-marah tapi mereka sering kali menampilkan keluhan fisik yang akhirnya dirawat di fasilitas yang lain di Rumah Sakit Hasan Sadikin," tukas Santi.

Tanggapan Menkes soal RS Jiwa Caleg Gagal

Sejumlah Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit (RS) dikabarkan siap menampung para caleg gagal dalam Pemilu 2024. Layanan gangguan kejiwaan, ruangan hingga bangsal mulai dipersiapkan oleh beberapa fasilitas kesehatan di daerah.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menanggapi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri belum melakukan persiapan matang terkait kesiapan Rumah Sakit Jiwa untuk calon legislatif yang kalah saat Pemilu 2024 mendatang.

"Persiapan Rumah Sakit Jiwa buat caleg gagal? Belum, belum. Ini baru mau mulai," kata Budi Gunadi di Istana Kepresidenan Jakarta baru-baru ini.

Cemas Jelang Pemilu 2024

Berkaitan dengan kesehatan mental dan penyakit jiwa, menurut Budi Gunadi, jenisnya bermacam-macam. Ia mencontohkan, para caleg jelang Pemilu 2024 bisa saja ada yang mengalami gangguan cemas.

Kemudian pasca Pemilihan Umum (Pemilu), jika caleg kalah, dapat berujung depresi.

"Biasanya penyakit jiwa itu kan macam-macam atau istilahnya mental disorder. Mulanya anxiety, cemas. Anxiety tuh kayak sekarang, mau pemilihan kan cemas," terang Menkes Budi.

Selanjutnya, kondisi kesehatan mental yang biasanya dialami caleg selepas pemilu adalah depresi.

"Setelah itu ada depression disorder, tapi biasanya itu kan sesudah Pemilu. Udah tahu kalah, baru tahu depresi."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya