Kasus Flu Singapura atau HFMD Naik, Sudah Ada Vaksinnya Belum Sih?

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan bahwa diprediksi bakal banyak permintaan vaksin Flu Singapura atau HFMD. Namun, belum jadi vaksinnya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Mar 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2024, 15:00 WIB
Benarkah Vaksin Covid-19 Menurunkan Fungsi Suntik Botox?
Ilustrasi vaksin HFMD atau Flu Singapura belum tersedia. Saat ini masih dalam uji tahap akhir. (dok. Raghavendra V. Konkathi/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Pakar kesehatan global sekaligus epidemiolog Dicky Budiman memprediksi permintaan vaksin Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) bakal terus meningkat.

Proyeksi kebutuhan vaksin HFMD global menunjukkan, kebutuhan vaksin tersebut secara global diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan mobilitas manusia. Populasi dan mobilitas memungkinkan penyebaran virus lebih luas.

“Diperkirakan bahwa permintaan akan vaksin HFMD akan meningkat, terutama di wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan kondisi sanitasi yang kurang baik,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks dikutip Rabu (20/3/2024).

Peningkatan permintaan vaksin HFMD juga diperkirakan meningkat di Indonesia. Menurut Dicky, Indonesia merupakan negara dengan populasi besar, dan HFMD telah menjadi masalah kesehatan yang signifikan di beberapa wilayah.

“Proyeksi kebutuhan vaksin HFMD di Indonesia juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang berkelanjutan.

”Sementara, vaksin HFMD belum tersedia dan masih dalam uji tahap akhir. Vaksinnya masih dalam uji tahap akhir,” kata Dicky setelah dikonfirmasi Health Liputan6.com, Rabu.

Sementara vaksin masih diuji, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi HFMD dan meningkatkan akses terhadap vaksin di wilayah-wilayah yang rentan.

Mengingat, dalam upaya vaksinasi terdahulu, meskipun upaya telah dilakukan untuk meningkatkan akses, tapi kerap ditemukan tantangan terkait distribusi dan aksesibilitas di daerah-daerah pedesaan.

Jika vaksinasi HFMD sudah ada, maka penting untuk mencatat informasi soal pelaksanaannya.Pasalnya, informasi tersebut akan diperlukan untuk melihat seberapa efektif vaksin yang digunakan dan hal apa yang perlu ditingkatkan dari vaksinasi tersebut.

“Informasi tentang cakupan vaksinasi HFMD di berbagai negara, termasuk Indonesia, menjadi hal penting untuk memahami seberapa efektif upaya vaksinasi telah dilakukan dan di mana upaya perlu ditingkatkan,” jelas Dicky.

 

Sebaran HFMD

 

Sebelumnya, Dicky menyampaikan bahwa HFMD tersebar di seluruh dunia, tetapi prevalensinya lebih tinggi di wilayah-wilayah tropis dan subtropis.

“Penyakit ini sering terjadi secara musiman, dengan puncak kasus yang biasanya terjadi di musim panas dan awal musim gugur di banyak wilayah,” jelas Dicky.

Virus-virus yang paling umum menyebabkan HFMD adalah Enterovirus A71 (EV-A71) dan Coxsackievirus A16 (CV-A16), meskipun ada jenis lain dari Enterovirus yang juga dapat menyebabkan penyakit ini.

Dicky menambahkan, HFMD merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.Beberapa negara di kawasan ini telah melaporkan wabah HFMD yang besar, dengan jumlah kasus yang signifikan terutama di antara anak-anak.

“Faktor-faktor seperti sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi, dan mobilitas manusia yang besar berkontribusi pada penyebaran penyakit ini,” papar Dicky.

Kasus HFMD Diperkirakan Meningkat Seiring Bertambahnya Populasi

Lebih lanjut dia menyampaikan, populasi global diperkirakan akan terus meningkat dari sekitar 7,8 miliar pada tahun 2021 menjadi lebih dari 9 miliar pada tahun 2030. Dengan demikian, jumlah anak-anak di bawah usia 5 tahun yang rentan terhadap HFMD juga akan meningkat.

Di sisi lain, lanjut Dicky, mobilitas manusia yang tinggi, baik dalam bentuk perjalanan lokal maupun internasional, meningkatkan risiko penyebaran HFMD di seluruh dunia.Wilayah-wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi juga cenderung memiliki lebih banyak kasus HFMD.

Prediksi urbanisasi yang terus berlanjut menambah urgensi untuk mengatasi masalah ini di daerah perkotaan.

“Berdasarkan tren epidemiologi, dapat diasumsikan bahwa kasus HFMD akan terus ada dan mungkin meningkat, terutama di wilayah-wilayah dengan infrastruktur kesehatan yang kurang,” kata Dicky.

Peningkatan kasus juga diprediksi terjadi di Indonesia. Dicky menyampaikan, Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan terus mengalami pertumbuhan populasi yang signifikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya