Jamu Jadi Bagian Wellness Tourism Diharapkan Dukung Pertumbuhan dan Ketahanan Ekonomi

Pelestarian dan pemanfaatan jamu agar berkontribusi terhadap pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, serta memperkuat kesehatan masyarakat indonesia.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 28 Mei 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2024, 17:00 WIB
Press conference ‘Hari Jamu Nasional 2024’
Press conference ‘Hari Jamu Nasional 2024’ yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah pada Senin, 27 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Dewan Jamu Indonesia (DJI) saling bersinergi untuk terus melestarikan jamu sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, serta memperkuat kesehatan masyarakat indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa jamu sebagai warisan budaya bangsa berkontribusi positif bagi pariwisata serta ketahanan ekonomi kreatif sehingga perlu untuk ditingkatkan pemanfaatannya.

Hal ini disampaikannya melalui pesan video yang ditayangkan pada acara press conference ‘Hari Jamu Nasional 2024’ yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah pada Senin, 27 Mei 2024.

"Saya berharap melalui perayaan hari jamu nasional ini, Kemenparekraf/Baparekraf RI beserta Dewan Jamu Indonesia dapat semakin meningkatkan exposure dari pemanfaatan jamu, sehingga dapat berkontribusi positif bagi pertumbuhan dan pertahanan ekonomi Indonesia khsusus nya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Sandiaga.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf/Baparekraf, Itok Parikesit, yang hadir mewakili Menparekraf mengatakan bahwa pemerintah saat ini turut aktif dalam upaya pemanfaatan jamu sebagai salah satu wisata kebugaran (wellness tourism).

Tujuan dari wellness tourism ini yaitu untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata kesehatan dan menjadikan indonesia sebagai penghasil produk-produk wellness yang bisa bersaing di dunia internasional.

Itok mengatakan bahwa terdapat top three dari komoditas wellness tourism di Indonesia yang tertinggi terdiri dari healthy food (makanan sehat), personal care and beauty (kecantikan), serta traditional natural medicines (obat tradisional).

Pemanfaatan jamu yang merupakan salah satu produk yang banyak digunakan dalam ketiga sektor tersebut berpotensi untuk memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemanfaatan Jamu Berpotensi dalam Memperkuat Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Penggunaan atau pemanfaatan jamu yang terus meluas di sektor pariwisata dan kalangan generasi muda dapat berkontribusi positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga perlu untuk ditingkatkan pemanfaatannya.

Jamu yang merupakan bagian dari wellness tourism yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wellness tourism dan menjadikan indonesia sebagai penghasil produk-produk wellness yang bisa diakui secara global.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Itok mengatakan perlu adanya promosi untuk meningkatkan popularitas jamu, salah satunya bisa dengan cara meningkatkan penampilan produk jamu itu sendiri.

"Kita bisa meningkatkan pemanfaatan jamu dengan memberikan packaging atau penampilan jamu yang menarik, sehingga nanti bisa menjadikan anak-anak muda Indonesia menggunakan jamu yang akan terus berlangsung dan mereka bisa menikmatinya," ujarnya.

 


Pemerintah Turut Aktif dalam Upaya Pemanfaatan Jamu

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu, Jony Yuwono, M.B.A yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo atas disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 pada bulan Februari 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu.

Jony mengatakan bahwa Perpres tersebut merupakan bukti keberpihakan pemerintah dalam melestarikan jamu sebagai landasan budaya yang adi luhur.

Diharapkan Perpres tersebut dapat berlanjut dalam bentuk upaya yang mendukung agar tata jalan yang ada dapat diimplementasikan secara konkrit, sehingga jamu dapat mendukung kesehatan masyarakat indonesia secara luas dan berkelanjutan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya