IDAI Sebut MPASI yang Dibuat Sendiri Punya Gizi dan Higienitas yang Lebih Baik dari yang Dijual di Jalan

Mengenai Makanan Pendamping ASI yang marak dijual dalam wadah di sudut gang Jakarta, IDAI menekankan bahwa makanan yang dijual tersebut belum bisa dipastikan higienitasnya karena adanya kemungkinan makanan tidak melalui proses pembuatan yang tepat.

oleh Tim Health diperbarui 24 Jun 2024, 08:04 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 07:58 WIB
Ilustrasi MPASI
Ilustrasi MPASI (dok. Unsplash.com/@daen_2chinda)

Liputan6.com, Jakarta - Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang dibuat sendiri oleh orangtua di rumah dinilai memiliki kandungan dan takaran yang jauh lebih baik dibandingkan MPASI yang dijual di pinggir jalan. Hal ini disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI Dr dr Titis Prawitasari, SpA(K) mengatakan, makronutrien dari MPASI perlu dicermati.

"Ini harus dicermati dari konteks makronutriennya, itu sangat tertinggal. Walaupun idealnya ada ayam-bayam, brokoli-salmon, ini banyak dijumpai di perkampungan tapi yang dimaksud organik itu (standar) di pasaran industri atau rumahan?" ujar Titis dalam HUT ke-70 IDAI di Jakarta, Sabtu (22/6).

Mengenai Makanan Pendamping ASI yang marak dijual dalam wadah di sudut gang Jakarta, Titis menekankan bahwa makanan yang dijual tersebut belum bisa dipastikan higienitasnya karena adanya kemungkinan makanan tidak melalui proses pembuatan yang tepat.

Dengan demikian, MPASI yang dijual tersebut dikhawatirkan mengandung bakteri karena dibiarkan di luar ruangan dalam waktu yang lama atau tidak tersertifikasi dan diakui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kalau organiknya sesuai definisi BPOM baru boleh diklaim sebagai organik, tapi kalau komersial rumahan itu patut dipertanyakan karena iziinnya dari dinas setempat, bukan BPOM, ini harus dievaluasi," jelas Titis, dilansir ANTARA.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perhatikan Kandungan Nutrisi MPASI

Selain masalah perizinan, kata Titis, hal lain yang patut dicermati adalah kandungan dan takaran nutrisi dari MPASI itu sendiri.

Titis mencontohkan, terkadang ada MPASI yang dibuat dalam porsi banyak namun isi gizinya kurang.

Maka dari itu, dia menyarankan orangtua seperti para ibu pekerja untuk bijak membeli MPASI agar asupan gizi anak lebih terjaga, terhindar dari berbagai macam bakteri dan tidak tergiur dengan harga yang murah saja.

Menurutnya, akan lebih baik jika MPASI yang diberikan pada anak dibuat langsung di rumah, sehingga ibu bisa memastikan proses pembuatannya terhindar dari berbagai kontaminasi bakteri.

Selain itu, cita rasa dan takarannya bsia disesuaikan langsung dengan kebutuhan sang anak. Menu yang dibuat pun bisa lebih bervariatif.

 


Berikan MPASI Setelah Anak Berusia 6 Bulan ke Atas

Dalam kesempatan tersebut, Titis mengingatkan kepada seluruh orangtua untuk tidak memberikan MPASI sebelum anak menginjak usia enam bulan ke atas. Hal tersebut harus diperhatikan karena memberi MPASI ketika usia anak di bawah enam bulan akan membuat saluran cerna tertutup atau tersumbat akibat ketidakmampuan anak mencerna tekstur makanan yang terlalu kasar bagi usianya.

"Ini juga bisa jadi jalan transfer infeksi dari ibu ke bayi. Sarannya kalau dia belum siap, kita harus kasih makanan yang cair karena dia mampunya baru menghisap dan menelan, belum bisa mengunyah. Mengunyah itu pada awal cuma mengantar makanan dari depan ke belakang, jadi perlunya yang halus," ucap Titis.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya