Cara Melawan Penyakit Jantung Koroner dengan Diet D-Nutritarian dan Teknologi DCB

Kombinasikan diet D-Nutritarian dengan teknologi DCB untuk melawan penyakit jantung koroner secara alami. Pelajari bagaimana kedua metode ini mendukung pemulihan jantung optimal.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Nov 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 07:00 WIB
Gatal di kemaluan bisa jadi lebih dari sekadar masalah sepele. Ini merupakan tanda adanya penyakit diabetes. Ketahui apa saja penyebab dan solusinya. (Ilustrasi by AI)
Diet D-Nutritarian dan teknologi DCB dapat menjadi solusi sempurna untuk melawan penyakit jantung koroner. Simak panduan lengkap cara memadukan keduanya untuk kesehatan jantung yang lebih baik (Ilustrasi by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah koroner, jalur utama untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke otot jantung, mengalami penyumbatan atau penyempitan.

Inovasi dalam dunia kesehatan terus berkembang untuk menanggulangi masalah ini, dan salah satu terobosan terbaru adalah penggunaan Drug-Coated Balloon (DCB) atau balon berlapis obat, yang dikombinasikan dengan pola makan sehat seperti diet D-Nutritarian. Kedua strategi ini saling melengkapi dalam memulihkan dan menjaga kesehatan jantung secara optimal.

Apa Saja yang Termasuk Dalam Diet Nutritarian?

Diet D-Nutritarian adalah pola makan sehat berbasis makanan nabati utuh yang dikembangkan oleh Dokter Spesialis Jantung Intervensi di Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital, Prof. Dr. Dasaad Mulijono.

Diet ini fokus pada konsumsi makanan alami yang kaya akan nutrisi untuk mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

"Dengan mengonsumsi makanan yang tinggi serat, rendah lemak jenuh, dan kaya antioksidan, diet ini membantu menjaga pembuluh darah tetap sehat dan dapat mengurangi risiko terjadinya sumbatan baru," kata Dasaad.

Apa Saja Manfaat Diet D-Nutritarian?

  1. Membantu mengurangi risiko restenosis atau pembentukan sumbatan baru pada pembuluh darah.
  2. Mendukung proses positif remodeling dan regresi plak, yaitu pengecilan plak di dalam pembuluh darah.
  3. Mengurangi inflamasi berkat kandungan antioksidan tinggi dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  4. Meningkatkan fungsi vasomotor pembuluh darah, yang memungkinkan pembuluh darah bereaksi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan tubuh.

 

Untuk Apa Balon Berlapis Obat Digunakan?

DCB atau balon berlapis obat adalah metode baru yang telah diadopsi luas di negara-negara maju, termasuk Inggris, Jerman, Prancis, dan Italia. Proses pemasangan DCB mirip dengan stent.

Namun, berbeda dari stent yang meninggalkan logam dalam tubuh, DCB hanya memberikan obat pada pembuluh darah yang tersumbat lalu balon ditarik keluar, sehingga tidak ada benda asing yang tertinggal.

 

Bagaimana Cara Kerja Balon Berlapis Obat?

Dasaad menjelaskan bahwa proses pemasangan DCB dilakukan di ruang kateterisasi (Cath Lab), mirip dengan pemasangan stent. "Pasien akan menjalani tindakan ini dengan anestesi lokal, dan akses biasanya melalui pembuluh darah di tangan atau paha kanan," katanya.

Pertama, balon khusus digunakan untuk membuka sumbatan hingga tersisa kurang dari 30 persen. Setelah itu, DCB dikembangkan di area yang tersumbat, sehingga lapisan obat pada balon melekat di dinding pembuluh darah yang bermasalah.

Setelah obat ditempelkan, balon dikeluarkan, tanpa meninggalkan benda asing dalam tubuh pasien. Obat yang tertinggal di dinding pembuluh darah akan bekerja untuk mendukung proses pemulihan.

Seiring waktu dan didukung dengan perbaikan gaya hidup, obat ini membantu mengurangi sumbatan yang tersisa serta memperbesar pembuluh darah koroner secara alami melalui proses yang disebut Positive Remodeling dan Late Lumen Enlargement.

"Dalam waktu enam hingga sembilan bulan, diharapkan pembuluh darah kembali pulih dan berfungsi normal," tambahnya.

Plus dan Minus DCB Dibanding Sten

DCB adalah pilihan yang lebih baik daripada stent karena tidak meninggalkan benda asing, sehingga mengurangi risiko penyempitan kembali (restenosis) dan memungkinkan pembuluh darah berfungsi alami.

DCB juga lebih aman bagi pasien dengan risiko perdarahan atau yang memerlukan tindakan medis lanjutan, karena mengurangi kebutuhan pengencer darah jangka panjang.

Selain itu, DCB cocok untuk pasien muda dan aktif karena pembuluh darah tetap berstruktur asli tanpa risiko inflamasi kronis dari logam.

Teknologi ini juga mendukung perawatan jangka panjang tanpa batasan jumlah pemakaian, serta kompatibel dengan inovasi medis masa depan.

Dengan dukungan gaya hidup sehat, DCB membantu pembuluh darah pulih dan berfungsi optimal dalam jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya